Anggota DPR fraksi PKS Jazuli Juwaini tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan, Jakarta, Jumat (7/7/2017). Jazuli yang juga Ketua Fraksi PKS diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AA (Andi Agustinus alias Andi Narogong) terkait kasus korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) buka suara mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR. Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menyatakan jika rencana pembangunan gedung baru DPR sama sekali tidak memiliki sisi urgensi atau hal yang mendesak.

Jazuli pun beranggapan jika rencana tersebut hanya akan melukai rakyat Indonesia.

“PKS menganggap biaya sekolah rakyat, kesehatan rakyat dan biaya yang langsung untuk kebutuhan mendasar rakyat lebih penting,” ucap Jazuli di Gedung DPP PKS, Jakarta Selatan, Jum’at (18/8).

Menurutnya, sikap ini sudah sesuai dengan keputusan DPP PKS yang memang secara tegas menolak rencana pembangunan gedung baru DPR.

“Fraksi PKS akan sepenuhnya tunduk kepada instruksi Presiden PKS atau DPP,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Presiden DPP PKS, Shohibul Iman menyatakan hal yang senada dengan Jazuli. Ia beranggapan jika gedung DPR memang sudah layak untuk digunakan karena jumlah wakil rakyat yang sudah melebihi kapasitas gedung tersebut.

Namun demikian, ia menyatakan jika hal tersebut masih dapat ditunda karena terdapat berbagai persoalan yang seharusnya lebih menjadi prioritas.

“Tapi tidak semua yang penting itu kemudian jadi prioritas utama. Apakah itu (pembangunan gedung) prioritas atau tidak?” ujarnya mempertanyakan urgensi dari rencana pembangunan gedung DPR.

Lebih lanjut, Shohibul menghimbau agar semua pihak dapat menahan diri dan tidak memaksakan kehendak terkait rencana ini. Menurutnya, sangat tidak elok jika pemerintah maupun DPR tetap bersikeras untuk melaksanakan rencana tersebut di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang.

“Di tengah-tengah ekonomi kita yg stagnan dan juga banyak hal yg prioritas. Lebih memilih ditahan dulu sampai suatu saat kondisi ekonomi sudah baik dan jadi prioritas,” pungkasnya.

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan