Wasior, Aktual.com – Sudah sekitar dua bulan belakangan Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.

Kesulitan dialami para supir truk yang selama ini melayani jasa pengangkutan material di daerah tersebut. Kelangkaan solar bersubsidi membuat pendapatan mereka menurun drastis.

Para sopir menduga kelangkaan terjadi karena ada permainan antara pihak pangkalan BBM bersubsidi dengan sejumlah perusahaan yang berani membeli dengan harga lebih mahal.

“Alasannya (dari pihak pangkalan BBM) tidak ada kiriman dari Manokwari. Itu bohong karena kita sering dapatkan perusahaan besar yang beli langsung, beli dengan pakai truk-truk,” kata Armansyah, seorang sopir truk di Wasior, Senin (10/9).

Agar bisa tetap beroperasi, kata Arman, dia bersama rekan-rekannya terpaksa membeli solar industri di tingkat pengecer dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Mereka membeli seharga 15 ribu perliter meskipun harga solar industri rata-rata 12 ribu perliter. Ada pula yang memilih mengurangi jam operasi demi menghemat BBM.

“Jadi sangat berdampak sekali kepada penghasilan sopir. Kalau ada yang suruh ke luar kota, mereka tidak bayar cash (tunai) kami tidak mau muat karena solarnya mahal jadi butuh uang cash,” kata Arman yang sebagai Bendahara Perkumpulan Truk Wondama.

Atas kondisi tersebut, para sopir yang tergabung dalam Perkumpulan Truk Wondama akan mendatangi Polres Teluk Wondama untuk meminta polisi mengusut dugaan permainan solar bersubsidi. Para sopir mengancam menggelar aksi demonstrasi jika solar bersubsidi masih terus langka.

“Alasan selalu kosong dan kosong karena sudah dijual ke perusahaan besar. Harusnya perusahaan membeli sendiri dari Manokwari, tetapi mereka beli solar di Wondama, padahal itu jatahnya orang Wondama. Jadi kami minta polisi untuk selidiki permainan ini,” kata Arman lagi.

Adapun dalam musyawarah para sopir truk yang berlangsung di Wasior, Minggu sore telah dipilih badan pengurus Perkumpulan Truk Wondama dengan komposisi sebagai berikut, Ketua Yusuf Tandiarrang, Wakil Ketua Moses Ramar, Sekretaris H.Aco dan Bendahara Armansyah.

“Total anggota kami sekitar 40 orang terdiri atas sopir dan pemilik truk,” kata Arman.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan