Bandung, Aktual.com — Puluhan wartawan yang tergabung dalam Solidaritas Jurnalis Bandung menggelar aksi peringatan ‘World Press Freedom Day 2016’, di Taman Vanda, Kota Bandung, Selasa (3/5).
Mereka yang tergabung dalam berbagai organisasi wartawan, seperti Aliansi Jurnalis Independen, Wartawan Foto Bandung dan lainnya, menyuarakan lima sikap.
Pertama, mengutuk segala tindakan kekerasan terhadap jurnalis, lembaga, atau pribadi yang menyampaikan ekspresinya. Kedua, meminta penghentian kekerasan terhadap jurnalis oleh semua pihak.
Ketiga, meminta Polda Jawa Barat mengklarifikasi dan mencabut ancaman serta intimidasi terhadap jurnalis oleh Brimob Polda Jawa Barat yang bertugas saat kerusuhan Lapas Banceuy beberapa waktu lalu.
Selain menyoroti kasus kekerasan terhadap jurnalis, mereka juga juga menyuarakan kebebasan berekspresi yang dilakukan berbagai pihak tapi terdapat keterlibatan polisi didalamnya.
Contohnya adalah kejadian yang menimpa seniman pantomim Wanggi Hoediyanto pada 27 Maret 2016 lalu. Saat itu, Wanggi yang melakukan aksi teatrikal di kawasan Jalan Soekarno digelandang ke kantor polisi karena aksinya dianggap mengganggu ketertiban umum.
Ketua AJI Bandung, Adi Marsela, mengatakan bahwa kondisi itu menggambarkan upaya warga untuk mengekspresikan perbedaan pendapat kerap kali gagal karena tindakan intoleran kelompok warga yang lain.
“Represi atas kebebasan berekspresi kerap ini semain menguat terkait isu-isu politik sensitif, khususnya isu terkait tragedi kemanusiaan 1965 dan pelanggaran HAM berat lainnya. Polisi yang harusnya menjamin kebebasan berekspresi setiap warga justru jadi bagian dari kelompok yang melakukan intimidasi atas upaya warga berekspresi,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: