Makasar, Aktual.com — Sejumlah aktivis dan organisasi dalam mencari solusi dampak dari semua kekerasan baik antar negara maupun antar umat beragama bersifat SARA yang terjadi, disikapi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Selatan dengan mengadakan dialog antar pemuka agama untuk mewujudkan perdamaian dunia, dengan bekerjasama Heavenly Culture dan World Peace Restoration Of Light (WARP) sebuah organisasi dari Korea Selatan, di Klenteng Xiangma, Selasa (29/03) kemarin.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Prof.Dr. Tahir Kasnawi (Ketua ICMI), Novianti Sundari (WHDI), Bikhu Pannatharo ( Biksu Kamboja), dan Prof.Edward Kwok (Research Specialist HWPL).

Seperti halnya konflik Timur Tengah dan beberapa negara di kawasan Afrika, menurut Kordinator HWPL WARP Teresia Kim, menjadi suatu perbedaan pandangan agama dan salah satu yang melatar belakangi konflik Timur Tengah seperti Suriah, Irak, Pakistan, dan Palestina.

Lebih lanjut, Teresia Kim menuturkan, pada dasarnya semua Kitab Suci mengandung unsur kasih sayang dan perdamaian. Sehingga Teresia berharap adanya kehidupan yang harmonis.

“HWPL, WARP dan FKUB melakukan dialog perdamaian untuk mendukung pelaksanaan Konvensi Internasional tentang ‘Penghentian Perang dan Prestasi Perdamaian Dunia’,” kata Teresia, kepada wartawan baru-baru ini.

Untuk mewujudkan perdamaian tersebut, menurut Teresia Kim, HWPL telah mengusulkan konvensi yang mengadopsi penggunaan Tetap Arbitrase Dewan dan Komite Pengawasan Internasional secara permanen yang akan memungkinkan resolusi yang adil dan damai untuk mengatasi konflik bersenjata.

Selain itu, Teresia memastikan, bahwa para pelaku non- negara memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam penegakan hukum internasional.

Adapun definisi Hukum Internasional merupakan seperangkat aturan dan prinsip – prinsip yang mentukan hak dan kewajiban yang ada dalam hubungan antara dan di antara negara-negara.

“Tidak seperti hukum domestik yang hanya efektif dalam negara, hukum internasional berlaku secara internasional dan menyesuaikan hubungan negara – negara penduduk Indonesia yang memiliki budaya dan agama yang beragam, berharap dapat mempelopori terwujudnya perdamaian dunia, saya pun bangga dengan kota Makassar yang penuh ramah tamah dan kasih sayang,” kata ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: