Rizal mengaku ingin kembali menyelamatkan Garuda, seperti pada tahun 2000-2001 saat menjadi Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur. Saat itu Presiden Jokowi mengatakan “bagaimana baiknya” Itulah yang menjelaskan, kenapa saat pelantikan Menko Maritim pada 12 Agustus 2015, Rizal Ramli berpidato dengan mengatakan agar Garuda melakukan evaluasi terhadap pembelian Garuda untuk jenis pesawat jarak jauh, karena pasti akan merugi.
Dada saat bersamaan, Rizal Ramli juga meminta PLN untuk melakukn evaluasi terhadap proyek 35.000 MW. Perlu dicatat, Rizal Ramli juga pernah menyelamatkan PLN yang nyaris bangkrut pada tahun 2001. Yang saat itu asset PLN hanya Rp 50 triliun dan modal PLN minus Rp 9 triliun dengan cara revaluasi aset, sehingga PLN jadi sehat kembali (asset naik menjadi Rp 202 triliun dan modal naik Rp 119,4 triliun).
Rizal Ramli mengaku memiliki tanggung jawab moral dan intelektual sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya yang membawahi Kementerian Perhubungan dan Kementerian ESDM. Agar kasus krisis PLN dan Garuda tahun 2000-2001 tidak terulang kembali.
Saat itu banyak yang tidak paham alasan atau basis peringatan Rizal Ramli tersebut. Apalagi, Rizal Ramli dituduh hanya mengada-ngada dan cari popularitas. Bahkan Rizal Ramli “dibully” di hampir semua media nasional, dicap sebagai biang gaduh.
Ternyata kemudian, seluruh peringatan tersebut benar dan terbukti. Garuda rugi dan proyek 35. 000 MW PLN kelebihan kapasitas. “Menteri ESDM Ignatius Jonan sendiri akhirnya pada bulan Maret 2018 mengakui target PLN tersebut tidak realistis dan diturunkan menjadi 20.000 MW yang akan beroperasi pada 2019,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara