“Mereka menculik sisa siswa,” kata Abdiasis Abu Musab, juru bicara militer Al Shabaab.

“Human Rights Watch bertanggung jawab atas kematian siswa dan guru mereka karena menunjukkan keberadaan mereka,” tambahnya.

Dalam sebuah laporan minggu ini, kelompok hak asasi manusia yang berbasis di New York itu mengatakan bahwa sejak September 2017, al Shabaab telah memerintahkan para tetua desa, guru di sekolah agama, dan masyarakat pedesaan untuk menyerahkan ratusan anak berusia delapan tahun.

Milisi Al Shabaab yang terkait al Qaida berjuang untuk menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung Perserikatan Bangsa Bangsa dan menetapkan peraturannya sendiri berdasarkan interpretasi yang ketat terhadap hukum syariah Islam.

Somalia telah dilanda oleh konflik sejak awal 1990an, ketika para panglima perang berbasis klan menggulingkan penguasa otoriter Mohamed Siad Barre sebelum kemudian saling bertempur satu sama lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara