Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah yang dipimpin oleh pemerintah federal Mogadishu telah muncul, dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika yang mendukung pasukan Somalia secara bertahap kembali mengambil alih wilayah wilayah dari gerilyawan.

Sebelumnya Human Rights Watch mengatakan bahwa kelompok bersenjata tersebut telah merekrut ribuan anak untuk diindoktrinasi dan menjadi petempur garis depan selama beberapa dasawarsa belakangan dan sekolah agama -yang dimulai pada 2015- ditekan untuk mengajarkan kurikulum al Shabaab.

“Kelompok tersebut harus segera berhenti menculik anak-anak dan melepaskan semua anak dari kelompok mereka,” kata Laetitia Bader, peneliti senior Afrika Human Rights Watch, “Pemerintah Somalia harus memastikan anak-anak ini tidak dilukai.” Gamal Hassan, Menteri Perencanaan, Investasi dan Pembangunan Ekonomi Somalia, mengatakan bahwa dia tidak terkejut dengan laporan perekrutan anak yang agresif oleh kelompok tersebut. Dia tidak memberikan tanggapan apapun terhadap bagaimana pihak berwenang melindungi anak-anak dengan lebih baik.

“Al Shabaab terus melakukan kegiatan gelap, tidak bermoral dan melawan hukum kemanusiaan,” kata Hassan dalam pertemuan pada Rabu, “Saya tidak terkejut mereka melakukan itu. Mereka biasa melakukan itu, dan sekarang mereka terus melakukan itu.

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara