Jamaah masjid membaca Alquran usai shalat Ashar berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (28/5/2017). Sambil menunggu berbuka puasa, jemaah memilih bertadarus atau membaca kitab suci Alquran. AKTUAL/Munzir

Medan, Aktual.com – Umat Islam harus memaksimalkan keberadaan ibadah puasa Ramadhan karena menjadi cara yang paling tepat dalam membina mental manusia.

“Mungkin, inilah cara yang paling komprehensif dalam membina mental manusia,” kata Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Dr Ansari Yamamah di Medan, Minggu (11/6).

Ia mengatakan, ibadah puasa yang ada dalam bulan suci Ramadhan memiliki sistem yang cukup kuat dalam melatih mental manusia, baik dalam keagamaan mau pun sosial.

Tanpa pengawasan dan pemantauan manusia, umat Islam dituntut untuk jujur dan tidak melakukan sesuatu yang dianggap melanggar atau membatalkan puasa.

Sejak imsak hingga memasuki magrib yang merupakan batas akhir puasa, umat Islam dilarang untuk makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan hingga perbuatan lain yang mengurangi pahala berpuasa.

“Jadi, ada atau tidak manusia, mereka selalu menjaga puasanya. Itu melatih umat Islam untuk jujur,” kaanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan