Mataram, Aktual.com — Politisi senior Partai Golkar yang juga merupakan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin mengatakan, sosok calon ketua umum ke depan harus bisa menyatukan dan merangkul semua kader serta pengurus yang selama ini saling berseberangan.
“Sosok ketua umum ke depan adalah yang bisa merangkul semua kader maupun pengurus baik yang ada di pusat maupun di daerah,” ujar dia di Mataram, Sabtu (27/2).
Dia pun optimistis, partai berlambang pohon beringin tersebut akan memenangkan pemilu 2019, jika ketua umumnya bisa merangkul semua kader dan pengurus tetap solid. “Saya yakin kalau semua kader dan pengurus solid, kita pasti menang di pemilu 2019.”
Saat ini, kata dia, yang harus dikedepankan seluruh kader dan pengurus Golkar baik di pusat dan daerah harus mengedepankan rekonsiliasi antara dua kubu yang selama ini saling berseberangan, pascadikembalikannya kepengurusan hasil Munas Riau oleh Kementerian Hukum dan HAM, termasuk rencana munaslub.
“Kita ingin semuanya tetap ‘on the trek’. Karenanya, sebelum ada Munaslub semestinya tidak boleh ada agenda apapun, karena akan menimbulkan semangat di luar rekonsiliasi nantinya.”
Dia menjelaskan, selain mampu merangkul dan menjadi pemersatu semua kader dan pengurus. Ketua umum Golkar ke depan juga harus memiliki integritas dan bisa diterima oleh semua kalangan. Sebab, diakuinya, di tengah kondisi Golkar saat ini diperlukan sosok figur tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi siapapun nanti yang akan menjadi ketua umum Golkar. Tetapi, tentu kami berharap ketua ke depan bisa menjadi pemersatu partai.”
Kendati demikian, dia mengaku, dari nama-nama calon ketua umum Golkar yang akan maju pada munas, pihaknya melihat semua memiliki peluang yang sama, seperti Ade Komarudin, Nurdin Khalid, Setya Novanto, Azis Syamsudin, Mahyuduin, dan Idrus Marham.
“Semua memiliki peluang dan kesempatan yang sama. Siapa itu kita belum tahu.”
Meski begitu, DPD Partai Golkar NTB belum dapat menentukan sikap siapa nama-nama calon ketua umum Golkar. Karena, pihaknya menginginkan Golkar dapat bersatu kembali tanpa adanya dualisme kepengurusan.
“Kita belum ada mendukung siapapun, walaupun sudah ada nama-nama calon ketua umum yang beredar.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu