Seorang pria memerhatikan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/5). Merespons pengumuman naiknya peringkat kredit Indonesia menjadi "investment grade" oleh lembaga pemeringkat S&P Global Ratings, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah setelah ditutup menguat menguat 174,79 poin atau 3,09 persen ke level 5.820. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/17.

Jakarta, Aktual.com – S&P Global Rating telah menurunkan peringkat Indonesia dari stabil menjadi negatif pada Jumat (17/4) dengan peringkat kredit BBB/A-2. Mereka juga merevisi outlook 6 perusahaan di Indonesia terdiri 4 BUMN dan 2 swasta, dari stabil menjadi negatif pada Senin (20/4).

Empat BUMN yang direvisi outlooknya adalah PT Pertamina, PT PLN, PT Pelindo II dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). S&P Global Ratings merevisi outlook keempat perusahaan BUMN tersebut karena sensitivitasnya pada peringkat kredit Indonesia mengingat kepemilikan mayoritas dipegang oleh pemerintah.

Revisi outlook PT Pertamina membuat S&P Global Rating juga merevisi outlook PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dari stabil menjadi negatif. Sebab pemegang saham mayoritas PGAS adalah PT Pertamina.

S&P Global Rating juga merevisi outlook PT Astra International Tbk (ASII) menjadi negatif untuk mencerminkan bahwa S&P mungkin menurunkan penilaian risiko transfer and convertibility (T&C) sejalan dengan turunnya outlook Indonesia.

Pada saat uang sama, S&P Global Ratings menegaskan peringkat BBB+ untuk mata uang asing dan A- untuk mata uang lokal di ASII. S&P memberi penilaian ASII di atas Indonesia karena rasio leverage yang rendah dan arus kas yang kuat.

“Dalam pandangan kami, Astra memiliki fleksibilitas keuangan untuk bertahan di tekanan saat ini dan memiliki kas yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo tepat waktu. Pada saat yang bersamaan kami percaya Astra akan akan terus terdampak oleh risiko Indonesia karena mayoritas operasional berada di negara tersebut,” tulis Primary Credt Analyts S&P Global Rating Yijing NG dan tim dalam pengumuman rating, Senin (27/4).

Di saat yang bersamaan, S&P Global Rating menegaskan peringkat kredit BBB- untuk PT Profesional Telekomunikasi (Protelindo) dengan outlook stabil. Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tersebut dipercaya dapat bertahan ditengah tekanan saat ini dan memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo tepat waktu.

Mereka juga menegaskan peringkat kredit PT Pelabuhan III dengan outlook stabil.

“Kami menegaskan peringkat BBB- untuk PT Pelabuhan Indonesia III dengan outlook stabil, mengingat bahwa peringkat dan outlook tidak akan berubah meskipun peringkat Indonesia lebih rendah dari BBB-,” jelas dia.