Aktivitas bongkar muat di pelabuhan peti kemas ekspor Impor Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Jumat (9/9). Dua pengelola terminal peti kemas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok yakni Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja memberlakukan biaya jasa penimbangan peti kemas ekspor pada auto gate JICT-TPK Koja sebesar Rp50.000 per boks. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Ketua Serikat Pekerja (SP) PT Jakarta International Container Terminal (JICT) Nova Sofyan Hakim menilai penerbitan Global Bond PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II senilai Rp21 triliun sudah salah kaprah diawal, bahkan cenderung tidak direncanakan matang.

Pasalnya, tidak jelas apa yang mendasari Pelindo II  menerbitkan obligasi global. Seharusnya proyek-proyek pelabuhan yang direncanakan dengan surat utang, dapat dijalankan bukan seolah menjadi proyek mercusuar.

“Kami khawatir ada proyeksi bisnis yang sembrono sebagai dasar penerbitan global bond. Besar resikonya jika mempertaruhkan anak perusahaan yang sehat sebagai jaminan pembayaran bunga bond untuk proyek yang belum tentu menghasilkan. Kan harus dihitung juga imbal hasil investasinya,” ujar Nova Sofyan Hakim di Jakarta, Senin (13/3).

Dirinya menduga ada upaya Direksi baru Pelindo II untuk membentuk opini publik bahwa Global Bond yang ditarik pada Mei 2015 sudah benar.

“Kami melihat penarikan global bond tidak efektif. Ada rencana untuk memutar bond di produk perbankan. Ini kan terlihat seperti tidak ada perencanaan. Ada apa?” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka