Jakarta, Aktual.com – Sosok mantan Menteri Keuangan (Menkeu) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Sri Mulyani Indarwati kembali diangkat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Bambang sendiri digeser untuk menempati posisi baru sebagai Menteri PPN/Bappenas. Jokowi sepertinya berharap Sri Mulyani bisa menggenjot penerimaan negara yang terus defisit. Namun di balik itu semua, dengan diangkatnya Sri Mulyani ini menandakan perekononian Indonesia akan semakin condong ke sistem Barat (AS).
Menurut pengamat ekonomi politik senior, Ichsanuddin Noorsy, dengan diangkatnya Sri Mulyani sebagai Menkeu menandakan begitu powerfull-nya sosok dia.
“Saya lihat Sri Mulyani ini lebih powerfull (menjadi Menkeu lagi),” cetus Ichsanuddin kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (27/7).
Namun dengan munculnya sosok Sri ini, Ichsan tidak kaget jika ke depan perekonomian Indonesia akan lebih pro Barat. Kebijakan-kebijakan Sri yang memang saat ini sebagai Direktur Bank Dunia diyakani akan terus condong ke Barat.
“Jadi Menkeu ini sebagai endorsement (sokongan) dari Barat. Maka pendulum perekonomian akan begeser ke Barat,” cetus Ichsan.
Bahkan lebih jauh lagi, dia melihat, secara politis dengan kembali diangkatnya dia sebagai Menteri Keuangan, maka akan menjadi langkah mulus dia untuk menjadi Capres di 2019 nanti.
Saat ini, Sri adalah Direktur Pelaksana World Bank. Dia memang satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam jajaran perempuan paling berpengaruh di dunia atau Power Women 2016 versi majalah Forbes. Dia mendapat peringkat ke-37.
Rencananya, pada pukul 14.00 di Istana Negara, Presiden Jokowi dijadwalkan akan melantik para menteri baru di Istana Negara. Dan langsung menggelar sidang kabinet paripurna pada pukul 15.00 dengan agenda pengarahan presiden serta pembahasan Pagu Anggaran dan RAPBN tahun 2017.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan