Jakarta, Aktual.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah mengundurkan diri sebagai salah satu direksi di Bank Dunia, setelah menerima tawaran dari Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Kerja menggantikan Bambang Brodjonegoro.
“Tadi malam Presiden Bank Dunia Jim Kim telah beritahu seluruh BOD (dewan direksi) sebanyak 25 direksi tentang putusan saya untuk mundur diri dan terima tawaran dari Preseiden Jokowi untuk tugas ini,” kata Sri usai pelantikan sebagai Menteri Keuangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7).
Ia mengatakan pengunduran itu menimbulkan banyak reaksi karena saat ini sedang banyak kegiatan yang sedang dikerjakan oleh Bank Dunia, namun mereka memahaminya.
Para direksi Bank Dunia, menurut dia, memahami pentingnya peran Indonesia, dan Indonesia dilihat sebagai negara yang diharapkan dapat mencapai dua tujuan Bank Dunia yakni mengentaskan kemiskinan dan mempercepat kesejehteraan.
“Mereka akan terus membina hubungan dengan kita karena Presiden Jokowi dan Jim Kim sudah bicara tadi,” ungkapnya.
Sri Mulyani mengatakan keputusan untuk menjadi Menteri Keuangan Indonesia cukup mengagetkan para direksi dan karyawan Bank Dunia, karena dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda ingin kembali ke Indonesia apalagi dalam waktu yang cepat, padahal saat ini Bank Dunia sedang proses memobilisasi dana dari negara-negara kaya dan menengah untuk 77 negara miskin.
“Saya merasa terhormat diminta kembali untuk kerja sama dengan menteri Kabinet Kerja untuk menjalankan sisa kabinet,” ujarnya.
Pada bagian lain dia mengatakan bergabungnya ke Kabinet Kerja adalah untuk memperkuat kebijakan fiskal pemerintah menangani, masalah ekonomi, memperbaiki kesempatan kerja dan mengatasi kesenjangan.
Tentang apa yang akan dilakukan setelah jadi Menteri Keuangan, Sri mengaku masih akan mempelajari struktur anggaran dan apa yang sudah dicapai Menteri Keuangan sebelumnya Bambang Brodjonegoro, apalagi dia sudah enam tahun berada di luar negeri.
Tentang rencana untuk menyukseskan program amnesti pajak, Sri juga enggan memberikan penjelasan karena masih akan mempelajarinya.
Untuk diketahui, dikutip dari siteresources.worldbank.org, gaji bersih Sri Mulyani dalam setahun periode Juli 2012 hingga Juni 2013 di Wolrd Bank berkisar USD381.250 atau sekitar Rp5 miliar. Bahkan Sri Mulyani mendapatkan dana pensiun sekitar Rp1,2 miliar dan tunjangan sekitar Rp1,1 miliar.
Sedangkan ketika menjabat menteri keuangan di Republik Indonesia, berdasarkan data kemenkeu tahun 2005, gaji menteri negara sekitar Rp18 juta. Wapres Jusuf Kalla pada 16 September 2015 menyatakan gaji seorang wakil presiden hanya berada di kisaran Rp40 juta. Sementara, gaji menteri sekitar Rp20 juta. Besaran gaji tersebut dianggap tidak cukup untuk menutupi kebutuhan seorang pejabat‎ tinggi negara.
Kalau perbedaan gaji yang besar, kenapa Sri Mulyani mau menjadi menteri keuangan? Kalau Anda pilih yang mana?
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka