Jakarta, Aktual.com — Kurs rupiah pada Kamis (26/5) pagi masih bergerak stagnan di level Rp13.620-an/USD. Pergerakan mata uang rupiah di pasar spot valuta asing (valas) pada perdagangan hari ini masih akan melanjutkan tren pelemahannya. Bahkan sentimen positif dalam negeri pun tak mampu mengangkat laju rupiah ke area apresiasinya.

Padahal, belum lama ini dengan kembali diafirmasikannya status investasi Indonesia yang tetap layak investasi (investment grade) digadang-gadang bisa menjadi sentimen positif, tapi ternyata tak mampu menolong rupiah untuk berada di zona hijaunya.

“Dollar AS (USD) semakin menguat setelah ada rilis data kenaikan penjualan rumah di sana yang menjadi sentimen positif bagi bursa AS, sehingga berdampak pada USD yang juga menguat,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Kamis (26/5).

Menurut Reza, dengan adanya rilis kenaikan data penjualan rumah baru AS yang naik 16,6% menjadi 619.000 unit telah memengaruhi para pelaku pasar yang beranggapan bahwa bank sentral AS The Federal Reserve akan segera menaikkan suku bunganya.

“Sehingga laju USD langsung mengalami kenaikan terutama terhadap yen dan euro serta berimbas pada kembali melemahnya rupiah. Jadi rilis investment grade dari Fitch sehari sebelumnya tidak menolong,” jelas Reza.

Ia juga menegaskan, pihak NH Korindo sebelumnya juga telah menyampaikan, dengan terbatasnya pelemahan laju rupiah diharapkan dapat menjadi momen bagi mata uang Tanah Air ini untuk dapat sedikit bergerak menuju teritori positif.

Terlebih, kata dia, jika laju USD masih terlihat melemah terhadap yen, sehingga Rupiah dapat kembali memanfaatkan moment tersebut untuk bergerak positif.

“Sehingga, support rupiah akan nerada di rentang 13.680 serta level resistennya akan berada di 13.668. Tapi, tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju rupiah,” tegas dia.

Support Rupiah 13.615 serta Resisten 13.605. Tetap cermati sentimen yang ada terhadap laju Rupiah.

Reza menyebutkan, kendati harga komoditas yang dimotori oleh harga minyak mentah dunia kembali mengalami kenaikan, namun tampaknya masih menjadi keraguan bagi rupiah untuk dapat mengambil kesempatan tersebut untuk merangsek ke zona hijau.

“Mengingat belum adanya sentimen positif lainnya dari dalam negeri yang dapat mempertahankan rupiah di zona hijau,” pungkas Reza.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan