Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar menegaskan, satus Gunung Agung saat ini masih berada di level IV (AWAS), masyarakatnya diharapkan untuk tidak beraktivitas pada radius 10 kilo meter (km) dari kawah Gunung Agung.

“Badan Geologi menyampaikan yang terdampak hanya sekitar Gunung Agung saja dengan radius 8 hingga 10 km-an. Jadi kalau mau yang ke Denpasar, Danau Batur, Ubud, di luar radius 10 km, aman. Silahkan datang ke Bali. Adapun kalau terjadi erupsi sudah dilokalisir potensi bahayanya hanya terjadi di Gunung Agung saja. Kalau terjadi awan panas hanya di sekitar Gunung Agung, tidak sampai Denpasar dan kemana-mana,” kata Rudy secara tertulis, Sabtu (16/12).

Sebagaimana diketahui, Gunung Agung dinaikkan kembali status aktivitasnya menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 27 November 2017 pukul 06:00 WITA.

Pos Pengamatan Gunungapi Agung milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM, terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak.

“Kami terus melakukan pengamatan setiap menitnya, melakukan analisis dari jam ke jam sampai hari ini, 24 jam setiap hari. Kita juga telah melakukan simulasi apabila terjadi awan panas, kemana sih awan panasnya itu? Hanya di sekitar Gunung Agung,” tambah Rudy.

Pemantauan Gunung Agung juga dilakukan menggunakan peralatan yang sangat mumpuni, termasuk terlengkap di Indonesia, sebagaimana peralatan yang digunakan untuk memantau gunung api di seluruh dunia.

“Kita punya instrumen untuk memantau. Untuk visualnya ada CCTV, Digital dan Thermal Camera, alat seismik. Alat seismik untuk Gunung Agung terpasang 11 set, untuk Gunung Batur 4 set, karena ini bisa saling melengkapi,” ujar dia.

Selain itu ungkapnya, tersedia juga deformasi (perubahan bentuk) sebanyak 5 set GPS dan 2 set tiltmeter. Lalu ada juga sensor temperatur untuk mengukur Gas ada DOAS Scanner dan MultiGAS.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby