Seorang buruh pelabuhan memegang sejumlah karung beras impor asal Thailand yang diturunkan dari kapal saat tiba di Pelabuhan Tenau Kupang, NTT Kamis (25/2). Kapal tersebut membawa 15.000 ton beras impor asal Thailand yang dimanfaatkan Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur untuk kegiatan operasi pasar jika terjadi gagal tanam akibat El Nino . ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/nz/16.

Jakarta, Aktual.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jember akan menelusuri penyebab kenaikan harga beras di pasaran yang harganya di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 per kilogram.

“Kami masih menyelidiki penyebab kenaikan harga beras di pasar tradisional karena sebenarnya stok komoditas pangan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Jember,” kata Kepala Disperindag Jember Anas Ma’ruf di Jember, Jawa Timur, Rabu (10/1).

Menurutnya, harga beras medium di sejumlah pasar tradisional di Jember terpantau Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilogram, sedangkan harga beras kualitas premium berkisar Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogram.

“Ketika petugas menanyakan penyebab kenaikan harga tersebut kepada para pedagang, mereka menjawab kenaikan itu sudah di tingkat distributor, sehingga pedagang menjual dengan harga di atas HET kepada konsumen,” tuturnya.

Ia mengatakan stok beras di Jember sebenarnya cukup dan tidak ada masalah, namun ia juga mengaku heran masih terjadi kenaikan harga beras di pasaran karena Jember salah satu kabupaten yang menjadi lumbung pangan di Jatim.

“Diperindag akan melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap harga beras di pasaran, namun di sisi lain strategi operasi pasar juga diluncurkan Perum Bulog Jember di tingkat distributor sejak Selasa (9/1),” katanya.

Dengan operasi pasar di tingkat distributor dan pengecer, lanjut dia, diharapkan para pedagang eceran juga menurunkan harga beras kualitas medium yakni Rp9.350 per kilogram dan lebih rendah dibandingkan HET yang sudah ditetapkan Kementerian Perdagangan.

“Mudah-mudahan dengan pasokan beras Bulog ke distributor, maka harga beras di pasaran akan kembali stabil karena sebenarnya stok dan pasokan beras di Jember normal,” ujarnya.

Sementara Wakil Kepala Bulog Subdivre XI Jember Dwiana Puspita Sari mengatakan pihaknya melakukan operasi pasar kepada distributor dan pedagang untuk menjamin pasokan beras medium di pasaran guna menekan harga beras medium yang masih melambung tinggi di wilayah setempat.

“Operasi pasar beras itu dilakukan melalui sejumlah distributor yang berada di pasar yang menjadi lokasi pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam menghitung laju inflasi yakni Pasar Tanjung, Pasar Mangli, Pasar Kreongan, dan Pasar Wirolegi,” tuturnya.

Ia mengatakan stok beras di sejumlah gudang Bulog Jember 38.000 ton yang diprediksi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah setempat selama beberapa bulan ke depan, bahkan serapan beras atau gabah Bulog Jember merupakan tertinggi se-Indonesia pada tahun 2017.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka