Sementara, khusus wilayah DKI Jakarta membutuhkan 24.500 ekor pada H-2 Ramadhan sampai Idul Fitri, Bantan membutuhkan 16.350 dan Jabar 73.500 ekor. “Dari total kebutuhan itu setara dengan 20.110 ton. Nah kekurangannya harus dipenuhi dari daging beku, yakni 26.740 ton itu untuk kebutuhan harus dipenuhi dari stok yang tersedia,” katanya.
Sementara, stok di Bulog sendiri ada sekitar 338 ton khusus daging kerbau. Dan daging sapi yang tersedia di importir ada sebanyak 25 ribu ekor.
“Berarti disini kalau total kita butuh 114, 350 sapi. Nah ada kekurangan stok sapi menjelang Ramadhan 94.350 ribu. Nah itu artinya kesiapan pemerintah harus memenuhi kekurangan tersebut,” jelas dia.
Untuk memenuhi kekurangan itu, kata dia, pemerintah harus bisa menghadirkan sapi lokal. Apalagi, kata dia, banyak lumbung sapi di Indonsia.
“Seperti di Jateng, Jatim, Jabar, Lampung, Bali, NTT, NTB. Nah pengambil kebijakan di pemerintah, bilang dong ke petani sapi di daerah bahwa mereka siap menerima dan mengirim ke Jakarta,” jelas dia.
Mengenai harga, dipastikan dia, terjadi kenaikan tidak signifikan, angka harga jual di pengecer pada Ramadhan di H-2 Rp 150 ribu -160 ribu daging sapi segar. Sedangkan harga karkas Rp 106-108 ditingkat RPH.
Harga timbang hidup fitlok Rp 153 ribu -154 ribu per kg. Ditingkat pengecer dalam bentuk daging itu Rp 135 ribu- itu 150 ribu. Sementara daging fozen diperkirakan Rp 90 sampai Rp 100 ribu, daging sapi beku Rp 110 ribu -120 ribu.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin