Namun yang disesalkan Nawardi, rencana ini justru dilakukan menjelang masa panen raya.
“Kalau impor dilakukan, maka harga akan jatuh. Siapa yg dirugikan? Petani lagi. Padahal tinggal menunggu beberapa hari (menjelang masa panen),” jelas Nawardi.
Tidak hanya dari aspek produksi, rencana impor beras pun disebutnya ditolak oleh konsumen beras di tanah air. Menurutnya, tidak ada kebanggaan sedikitpun dari masyarakat terhadap konsumsi beras impor.
“Hampir semua konsumen tidak mendukung adanya impor beras karena konsumen terbesar kita adalah petani, 70% masyarakat indonesia itu petani,” jelasnya.
“Kalau petani menjual harga beras dengan harga murah lalu membeli lagi dengan harga petani, hal ini jelas merugikan, kasihan mereka,” tutupnya.
Ant
Artikel ini ditulis oleh:
Antara