Jakarta, Aktual.com – Ekonom Senior Indonesia, Rizal Ramli berharap kepada masyarakat melihat persoalan pencaplokan Al Quds atau Yerusalem secara komprehensif bukan hanya dari perspektif keagamaan, namun juga melihat adanya kepentingan politik ekonomi pada persoalan tersebut.
Menurut Rizal manuver Presiden Amerika (AS), Donald Trump yang secara mengejutkan mengakui Al Quds sebagai Ibukota Israel sebagai langkah politis Trump guna mencari dukungan dari kekuatan zionis Yahudi agar tidak diimpeachment akibat gejolak politik yang terjadi negara itu.
Selain daripada itu, provokasi Trump di berbagai kawasan lanjut dia juga menguntungkan Amerika melalui penjualan senjata.
“Jangan salah, Trump ngawur gitu tapi juga lihai, dia tiba-tiba mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel karena minta dukungan kekuatan zionis untuk menghindari impeachment,” sebut dia di Jakarta, ditulis Rabu (20/12).
Rizal pun mencontohkan manuver Tramp terhadap Kawasan Korea yang berujungnya pada penjualan senjata kepada Korea Selatan dan Jepang.
Kemudian kisruh Qatar juga berujung pada hal yang masa yakni penjualan senjata yang menguntungkan Amerika Serikat hingga miliaran Dolar.
“Dia takut-takuti Korea Selatan, akhirnya Korea selatan dan Jepang membeli senjata pada Amerika. Lau dia juga bikin rusuh antara Qatar dan beberapa negara arab lainnya, hingga Qatar membeli senjata senilai USD 12 Miliar. Arab Saudi nggak mau kalah, dia beli juga senjata pada Amerika senilai USD 80 Miliar,” kata Rizal.
Oleh karena itu, Rizal menyerukan agar permasalahan Al Quds tidak dilokalisir secara agama, namun mesti menggalang kekuatan negara di Asia Afrika.
“Kita jangan hanya emosional dan mengorganisir atas agama saja mengenai Yerusalem, tapi mesti membangun kekuatan Asia-Afrik agar Yerusalem tetap menjadi ibukota Palestina,” pungkas dia.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs