Jakarta, Aktual.com – Proses penghitungan suara elektoral pemilu presiden Amerika Serikat, memang masih berlangsung di Negara Bagian Arizona, Georgia, Nevada and Pennsylvania. Namun, perolehan suara untuk Joe Biden mendominasi Donald Trump.

Berdasarkan pantauan hingga pukul 23.00 WIB, Biden telah memperoleh 264 suara sedangkan Trump tertinggal jauh yaitu 214 suara.

Baik Trump maupun Biden, memberikan tanggapan atas hasil sementara yang diperoleh masing-masing kandidat.

Trump tampaknya dibuat pusing dengan perolehan sementara hasil suara elektoral, yang diungguli oleh rivalnya.

Trump bahkan menyebut proses pemungutan suara elektoral, merupakan proses pemilu yang syarat akan kecurangan, meski ia pun tidak menunjukkan bukti dari pernyataannya itu.

“Kami ingin setiap suara sah dihitung dan saya ingin setiap suara sah dihitung. Kami ingin transparansi, mendengarkan terbuka, tidak ada ruang penghitungan rahasia, tidak ada surat suara misterius, tidak ada suara ilegal yang membawa uang tunai setelah hari pemilihan,” ujar Trump saat menggelar konferensi pers, Jumat (6/11).

Tidak berhenti di situ, Trump menuduh penghitungan suara elektoral berlangsung tidak jujur, sehingga akan membawanya ke pengadilan.

“Kami ingin pemilu yang jujur, kami ingin penghitungan yang jujur, dan kami ingin orang yang jujur ​​bekerja di sana. Karena, ini pekerjaan penting agar negara ini menang. Dengan cara itulah AS akan menang. Dan, kami pikir kami akan pemilihan umum, di mana itu akan menjadi banyak litigasi. Kami memiliki begitu banyak bukti, begitu banyak bukti dan mungkin akan berakhir di pengadilan tertinggi di negeri ini. Kita lihat saja nanti,” ucap kandidat Partai Republik itu.

Meski, memenangkan suara elektoral pada pemilu presiden 2016 lalu, namun kini Trump justru menuduh bahwa sistem pemilu tersebut menghancurkan sistem pemilu Amerika Serikat.

“Sudah lama saya berbicara tentang pemberian suara melalui surat itu benar-benar menghancurkan sistem kita, itu adalah sistem yang korup, dan itu membuat orang-orang korup bahkan jika mereka pada dasarnya tidak. Tapi, mereka menjadi mudah korup. Mereka ingin mengetahui berapa banyak suara yang dibutuhkan dan mereka tampaknya dapat menemukannya. Mereka menunggu dan kemudian mereka menemukannya,” ungkapnya geram.

Berbeda dari rivalnya, Biden yang unggul pada penghitungan sementara menyatakan bahwa di dalam proses demokrasi membutuhkan sedikit kesabaran.

“Demokrasi terkadang berantakan, terkadang membutuhkan sedikit kesabaran juga. Tapi, kesabaran itu telah dihargai sekarang selama lebih dari 200 tahun, sistem pemerintahan yang membuat iri dunia,” ujar Biden yang turut didampingi oleh Kamala Harris ketika memberikan pernyataan pers.

Dengan penuh percaya diri, Biden mengatakan ia bersama Harris akan menjadi pemenang dalam Pemilu Presiden tahun ini.

“Senator (Harris) dan saya terus merasa sangat baik, kami tetap berdiri tegak. Kami yakin jika penghitungan selesai, saya dan Senator Harris akan dinyatakan sebagai pemenang,” tambah kandidat calon presiden dari Partai Demokrat itu.

Biden turut mengajak seluruh rakyat Amerika Serikat untuk tenang dan menunggu hasil penghitungan suara elektoral selesai.

“Jadi, saya meminta semua orang untuk tetap tenang, semua orang tetap tenang. Prosesnya sedang berjalan, penghitungannya selesai dan kami akan segera tahu,” imbuh Biden.

Pejabat tinggi Negara Bagian Pennsylvania Kathy Boockvar, mengelak adanya tuduhan penghitungan suara elektoral yang berpotensi terjadi kecurangan.

“Kekuatan integritas suara ini benar-benar tak ada bandingannya sama seperti Anda memilih secara langsung, kan. Anda harus terdaftar, Anda masuk, Anda masuk ke buku polling. Semua hal ini dilacak,” tegas Boockvar.

Mengutip The Associated Press perolehan sementara suara elektoral kandidat calon presiden Donald Trump sebesar 49.4 persen dengan jumlah 3,292,153 suara

Sedangkan, persentase perolehan Biden sebesar 49.5 persen dengan jumlah 3,301,186 suara.

Sementara, hingga Jumat (6/11) hampir 100 juta atau 97,1 juta penduduk memberikan suaranya melalui pos karena adanya pandemi COVID-19.

Menurut hukum federal Amerika Serikat, negara memiliki waktu hingga 8 Desember untuk menghitung suara dan menyelesaikan perselisihan yang ada.

Beberapa negara bagian disebut akan melakukan penghitungan surat suara setelah pemilihan yang tidak melebihi tenggat waktu.

Di negara bagian Washington surat suara dari pos masih dapat dihitung hingga 23 November.

Untuk menjadi presiden terpilih, seorang kandidat harus memenangkan setidaknya 270 suara pada “Electoral College”.

Setiap negara bagian Amerika Serikat mendapat jumlah suara tertentu sebagian berdasarkan populasinya dan ada total 538 yang akan diperebutkan.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i