Warga melaksanakan salat Idul Fitri, menutup jalan Pantura, di Desa Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (15/6/2018). Salat ini menutup jalan Pantura bukan kali pertama dilakukan oleh warga masyarakat Kandanghaur, Indramayu. Karena Kapasitas Masjid yang tidak mampu menampung jumlah jamaah yang begitu besar saat pelaksanaan ibadah sunnah tahunan, menjadikan hal tersebut sebagai rutinitas yang dilakukan saat pelaksanaan salat Ied. AKTUAL/Ahmad Warnoto

Malang, Aktual.com – Salah seorang mahasiswa asing asal Palestina yang kini menempuh pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Monther Rasheed menyatakan suasana Lebaran di Indonesia hampir sama dengan yang ada di negaranya.

“Saya rasa hari raya di sini (Indonesia) sama seperti di Palestina, saling berkunjung ke rumah saudara atau teman. Saya juga� akan berkunjung ke rumah teman seperti yang saya lakukan ketika merayakan hari raya (Idul Fitri) di Palestina,” kata Monther Rasheed saat menceritakan perayaan Idul Fitri di Palestina yang sama dengan di Indonesia di Malang, Jawa Timur, Selasa (19/6).

Ia memaparkan dirinya, teramsuk orang-orang Palestina, tidak pernah bersedih lama-lama. “Bagi kami, hidup kami harus berjalan terus. Pada hari raya pun, kami juga merayakannya seperti Muslim lainnya di belahan dunia ini,” tuturnya.

Rasheed mengaku pada hari raya tahun ini sengaja tidak segera pulang ke kampung halamannya di Ramallah, Palestina. Ia ingin merasakan bagaimana merayakan Idul Fitri di Indonesia bersama keluarga barunya, yakni Achmad Habib yang juga dosen UMM. Achmad Habib juga memberikan tempat tinggal bagi sejumlah mahasiswa asing lainnya, termasuk dari luar UMM.

“Keluarga baru saya sekarang adalah Pak Habib, beliau memberikan kami tempat tinggal dan dia juga sangat baik dengan kami. Dia merasa kami keluarganya dan saya juga senang bisa punya ayah di sini,” kata mahasiswa Bahasa Indonesia UMM ini.

Rasheed memutuskan untuk meninggalkan Kota Ramallah, Palestina pada akhir Agustus 2017 sebagai penerima beasiswa Darmasiswa dari Pemerintah Indonesia. Pria kelahiran Hebron, Palestina ini harus menuju Kota Malang dan akan tinggal selama satu tahun di Indonesia.

“Saat saya tahu mendapatkan beasiswa di Indonesia, saya yakin dengan negara ini. Bagi kami orang-orang Palestina, orang-orang di Indonesia sangat peduli dengan kami. Sejak pertama kali saya di UMM, saya sangat bangga dengan kampus ini. Semua orang baik dan anggap saya adalah keluarga baru mereka,” tuturnya.

Selain Monther Rasheed, sejumlah mahasiswa asing lainnya juga merayakan Idul Fitri bersama rekan-rekannya dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, China, Thailand, Korea, India, dan lainnya. Meski ada sejumlah mahasiswa asing nonmuslim, mereka tetap berbagi dan merayakan Idul Fitri bersama-sama.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan