Jakarta, Aktual.com — Pada 2016, akan ada lebih dari 20 juta pelanggan listrik PT PLN (Persero) dengan daya 900 volt ampere (VA) dan 450 VA yang dimigrasikan ke daya yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan guna memastikan pemberian subsidi listrik dapat tepat sasaran.
Corporation Secretary PLN, Adi Supriono mengatakan, pihaknya akan memangkas angka 28,7 juta penerima subsidi listrik menjadi 24,7 juta penerima subsidi listrik. Dari 24,7 juta tersebut terdapat 5 juta pengguna listrik PLN subsidi di DKI Jakarta. Untuk itu, 5 juta penerima subsidi tersebut akan disurvei untuk mendapatkan data yang lengkap.
“Kalau lihat pelanggannya kan totalnya sekira 48,7 juta, yang harus dikurangi 20 jutaan. DKI mungkin bisa 4–5 juta yang akan disurvei. Di mana, akan diberlakukan rencana migrasi pada tarif listrik 450 mw dan 900 mw migrasi tarifnya ke 1.300 mw,” kata Adi di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (27/10).
Ia menjelaskan, meski dalam pemeriksaan nantinya orang tersebut tetap tidak ingin dimigrasikan padahal secara perekonomiannya tergolong mampu, maka PLN secara otomatis akan tetap mengenakan harga tarif listrik secara normal.
“Jadi misalkan orang mampu memakai listrik 900 mw, walaupun dia bertahan, tidak migrasi ke 1.300, dia akan dikenakan tarif listrik nonsubsidi nantinya, itu akan berjalan otomatis,” jelasnya.
Kemarin, saat ditemui di Kementerian BUMN, Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengungkapkan bahwa pada tahap awal pemerintah akan mencabut subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA terlebih dahulu.
“Minimal yang 900 VA dulu kita naikkan. Ada 22 jutaan pelanggan,” tutur Sofyan.
PLN juga akan melakukan penyisiran ke rumah-rumah pelanggan bagi mereka yang komplain ketika daya listrik di rumahnya harus dialihkan ke yang lebih tinggi.
Sofyan memperkirakan, penghematan yang dihasilkan dari migrasi pelanggan 900 VA pada tahun depan juga sebesar Rp 30 triliun.
“Jadi dalam dua tahun ini penghematannya sudah Rp60 triliun,” tutup dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka