Jakarta, Aktual.com – Berdalih banyak kebutuhan, PT PLN (Persero) semakin masif mengejar utang-utang baru. Dalam wakti dekat ini pihak perseroan akan mendapat utangan baru senilai total Rp27 triliun.

Utang itu akan terbagi dua, periode pertama Rp12 triliun dan selanjutnya Rp17 triliun. Utang itu akan digarap dari tiga bank BUMN, yang PT BRI (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT BNI (Persero) Tbk.

Menurut Direktur Utama PLN, Sofyan Basyir, pihaknya merasa sangat leluasa dengan adanya PMK Penjaminan itu. Selain sudah banyak melakukan komitmen berutang, PLN juga siap-siap untuk menerbitkan surat utang baru.

“Pada Jumat ini atau Jumat depan akan ada pengucuran sindikasi utang dari tiga bank BUMN sebesar Rp12 triliun dan Rp17 triliun. Semua akan diteken di depan Menteri BUMN (Rini Soemarno),” ujar Sofyan di Jakarta, ditulis Jumat (9/9).

Utang sebanyak itu, kata dia, akan digunakan untuk modal kerja dan sebagian untuk investasi dalam rangka menggenjot proyek ketenagalistrikan 35 ribu mega watt (MW).

PMK Nomor 130/PMK. 08/20 16 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan ini merupakan aturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

“Kami jadinya akan lebih leluasa setelah ada PMK penjaminan ini. Itu seperti petunjuk pelaksana dari Inpres Nomor 4 tahun 2016,” tegas dia.

Nantinya, akan ada banyak utang baru ke depannya. “Tapi sebelum ada PMK itu, kami sudah deal untuk utang-utang baru,” jelas Sofyan.

Utang baru yang akan digarap itu antara lain penerbitan surat utang (obligasi) dalam bentuk rupiah dan dollar.

“Obligasi ini bisa untuk dukungan equity dan digunakan untuk investasi jangka panjang. Kalau yang pinjaman dari bank BUMN untuk modal kerja ya, juga untuk menutup subsidi kemarin yang belum masuk,” papar Sofyan dengan menyebutkan tenor pinjaman bank itu dalam jangka pendek.

Investasi jangka panjang yang dimaksud seperti investasi untuk transmisi, gardu induk, dan lainnya.

“Kemungkinam penerbitan obligasi ini akan dilakukan semester I 2017 ini. Kita harapkan seperti itu,” tutup dia.

PLN memiliki utang yang cukup besar. Bahkan utang PLN tersebut sudah tidak sehat, karena Debt to Equity Ratio (DER) di atas 50 persen.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: