Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (tengah) didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kanan) dan Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati (kiri) memberi paparan saat jumpa pers Forum Pemimpin Energi Baru Terbarukan dan Konvensi Energi (EBTKE) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/3). Menteri ESDM berencana mempersiapkan Peraturan Pemerintah terhadap Dana Ketahanan Energi sehingga mekanisme pendanaan bisa melalui APBN maupun pinjaman agar target energi baru dan terbarukan pada 2025 mampu menyokong 25 persen energi nasional. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyesalkan sikap
badan anggaran DPR RI yang menolak rencana Pemerintah menganggarkan subsidi energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp1,1 triliun.

Awalnya kata dia, anggaran tersebut diajukan Pemerintah sebesar Rp2 triliun. Lantaran adanya tekanan dari segi fiskal Kementerian Keuangan menguranginya menjadi Rp1,1 triliun.

Namun ketika Pemerintah sudah menurunkan jumlah anggaran sebesar Rp1,1 triliun justru mendapat penolakan dari DPR dengan alasan skema tersebut tidak cocok dengan rencana.

“Minggu lalu DPR menolak. Padahal, hanya Rp1,1 triliun subsidi untuk EBT, tapi tidak bisa,” kata Sudirman Said dalam diskusi ‘Ketahanan Energi’ di Universitas Gajah Mada (UGM), Jakarta Selatan, Sabtu (24/9).

Menurut dia, badan anggaran DPR menganggap rencana Pemerintah menganggarkan subsidi EBT tidak penting. Sehingga dengan alasan-alasannya menolak rencana tersebut.

“Kawan-kawan kita di DPR dengan sikap politik mereka menganggap hal seperti ini sesuatu yang tidak penting. Jadi orientasi pembangunan riil capacity, sementara pada pembangunan aspek strategis, pembangunan kapasitas nasional itu sangat rendah yang berakibat daya saing semakin lemah,” terang dia.

Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan