Jakarta, Aktual.com — Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyayangkan sikap Menteri Sudirman Said yang menyatakan adanya kerugian pada anak perusahaan Pertamina, Pertamina Energy Trading Limited (Petral), akan tetapi tidak berani mengungkapkan aktor-aktor yang menyebabkan kerugian negara tersebut.

Dalam catatan CBA, 146 perusahaan BUMN mengalami kerugian dengan total mencapai Rp 6,7 triliun. Salah satu perusahaan yang merugi itu adalah Petral. Bahkan, nama Petral masuk dalam enam besar dari 146 perusahaan BUMN yang merugikan negara.

Kerugian induk Petral, yakni Pertamina, dalam catatan CBA tercatat sebesar Rp 24,2 miliar dan USD 446,2 ribu dengan jumlah kasusnya mencapai 730 kasus. Dalam suatu kesempatan, kata Uchok, Sudirman juga kerap menyampaikan kerugian Pertamina itu salah satunya disebabkan oleh Petral.

“Sayang seribu sayang, ternyata Menteri Sudirman Said hanya seorang pengecut. (Dia) tidak berani mengungkap aktor atau nama pejabat negara yang menikmati keuntungan sebesar Rp 250 triliun tersebut,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (14/11).

Uchok menduga, Sudirman sengaja menyampaikan demikian ke publik sebagai bagian dari manuver politik agak posisinya tidak tergusur pada wacana perombakan kabinet Jilid II.

“Maklumlah, saat ini Sudirman Said salah satu menteri yang berpotensi mau dipecat dari kabinet Jokowi. Sehingga bermanuver terus dengan cara berkoar-koar agar jangan sampai dipecat,” ucap dia.

Lebih lanjut Ucok menambahkan apa yang diungkapkan oleh Sudirman tentang modus mafia di Petral sudah banyak diketahui publik.

“Sudirman hanya berani menceritakan modus-modus kerugian negara Petral saja kepada publik yang sebetulnya publik sudah tahu dari dulu. Tetapi, nama-nama pejabat negara yang bikin Petral rugi belum tahu,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh: