Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menyesalkan atas tudingan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said yang menyatakan rakyat terlalu boros dalam penggunaan energi, untuk itu diserukan agar melakukan penghematan.
Menurutnya Yusri, jika pemerintah ingin melakukan efisiensi energi, seharusnya dimulai dari internal pemerintah yang memberi bukti bahwa penyelenggaraan energi dikelola dengan jujur, sehingga menumbuhkan keteladanan dan kepercayaan bagi masyarakat untuk mengikuti setiap arahan dari pemerintah.
“Proses efisiensi harus dimulai dicontohkan dari sektor energi lebih dahulu seperti di PLN, Pertamina dan PGN dan Ditjen Migas , Ditjen Ketenagalistrikan dan Ditjen Energi Baru Terbarukan, SKKMigas dari dugaan kongkalikong pada setiap aktifitas kegiatan proyeknya,” kata Yusri kepada Aktual.com, Selasa (22/3).
Yusri menambahkan, ancaman pencabutan subsidi oleh Menteri Sudirman kepada rakyat dan sengaja membuat harga energi mahal dengan harapan agar rakyat melakukan penghematan, hal itu merupakan tindakan keliru dan tidak sesui keinginan Undang-Undang Dasar.
Karena hal itu akan membawa dampak pada perlemahan daya beli masyarakat dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi serta menghilangkan hak rakyat atas tanggungjawab negara terhadap penyedia energi.
Untuk keberhasilan efisiensi energi, Dia menyarankan agar Menteri Sudirman membuktikan integritasnya kepada publik.
“Rakyat itu sangat mudah mengikuti dan taat terhadap semua kebijakan yang baik apabila pejabat itu bisa menunjukkan integritasnya tinggi dan transparan pada setiap kebijakannya.
Janganlah diperlihatkan contoh buruk seperti perlakuan Pemerintah dalam hal kasus PT Freeport Indonesia yang sudah secara jelas dan nyata tidak taat terhadap isi UU Minerba no 4 tahun 2009 dan bahkan terhadap isi Kontrak Karya tersebut , akan tetapi kenapa Pemerintah tetap tunduk dan lemah terhadap kemauannya perusaahaan asing , sehingga hal hal tersebutlah yang membuat rakyat apatis pada setiap omongan rencana Pemerintah,” pungkas Yusri.
Sebagai mana diketahui sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan langkah pencabutan subsidi terhadap energi yang berasal dari bahan bakar fosil merupakan kebijakan yang tepat.
Menurutnya jika pemerintah tidak melakukan kebijakan itu dan rakyat tidak melakukan penghematan maka Indonesia akan mengalami krisis energi.
“Kondisi sekarang minyak sudah jelas impor dan gas tahun 2020 kita akan impor, kalau kita tidak berbuat apa-apa, bahkan batubara dalam 60 tahun mendatang akan habis,” tutur Sudirman dalan konferensi pers di kantor Kementerian ESDM jl Medan Merdeka Jakarta, Jum’at (18/3).
Maka dari itu, sebagai upaya efisiensi penggunaan energi, pemerintah mencabut subsidi pada penjulan BBM, listrik, dan sebagainya.
Upaya itu diharapkan agar masyarakat melakukan efisiensi energi dari berbagai fasilitas yang digunakan lantaran faktor tekanan dan merasakan harga energi yang sesungguhnya mahal.
“Selama harga belum harga riil, masih disubsidi, masih digendong oleh negara, maka penggunaan energi tidak bisa hemat karena belum terasa membeli dengan harga rill, harga sesungguhnya,” tandasnya.
Selain itu dia berencana, pada bulan April nanti Kementeriannya akan melakukan kampaye potong 10 persen penggunaan energi untuk menekan pemborosan.
“Mengatur penggunaan lampu, mengatur ruangan ruangan yang lampunya bisa nyala dan mati sendiri supaya tidak boros,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan