Jakarta, Aktual.com Pengembangan food estate di provinsi Kalteng ditargetkan di lahan seluas 72.778 ha. Dari target tersebut, realisasi KSPP/Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau seluas 14.351 ha. Sementara realisasi di Kabupaten Kapuas seluas 42.920 ha.

Di Provinsi Sumatera Utara, pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan dilakukan di Jahan kering dataran tinggi. Pengembangan KSPP di provinsi ini ditargetkan di lahan seluas 1000 ha. Saat ini realisasi capain baru di lahan seluas 215 ha.

Di Provinsi Sumba Tengah, pengembangan food estate di provinsi ini dilakukan di lahan kering dataran rendah. KSPP ditargetkan di lahan seluas 24.075 ha.

Saat ini pengembangan tersebut baru terealisasi seluas 24.075 ha. Di Kabupaten Belu, pengembangan KSPP ditargetkan di area seluas 559 ha, dan telah teralisasi 100%.

“Dalam rapat bersama tersebut, saya mengusulkan tahapan rencana tindak lanjut sebagai berikut. Tahap pertama, penyempurnaan master plan yang dilakukan dengan penetapan dan konfirmasi akhir Aol, konsultasi akhir dengan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, serta finalisasi dan dibuatnya Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional,” ujar Suharsono Manoarfa yang dikutip dari akun Instagram yang dikutip, Sabtu (1/10).

Tahap kedua, sambung Suharso, sinkronisasi dan dukungan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan BUMN di lokasi food estate. Dilakukan dengan memastikan lahan dan air di lokasi budidaya, memastikan kesiapan petani dan korporasi petani, dan memastikan pasar dari hasil produksi.

Tahap ketiga, finalisasi rencana kerja dan RKA kementerian atau lembaga tahun 2023. Dalam tahapan ini dilakukan kelengkapan dokumen geospasial lokasi khusus kegiatan dan integrasi antar rincian output kementerian atau lembaga pada lokasi khusus yang sama.

Keempat, finalisasi DAKK tahun 2023, dalam tahapan ini dilakukan pendampingan usulan kabupaten lokasi Food Estate dalam melengkapi dokumen, integrasi antar menu DAK pada lokasi khusus yang sama, dan finalisasi serta penetapan alokasi pendanaan DAK.

Menanggapi pernyataan Suharso tersebut, pemerhati sosial masyarakat, Frans Immanuel Saragih mengatakan, kinerja Suharso Monoarfa harus diapresiasi. Langkah yang dilakukan Suharso harusnya dilakukan jauh – jauh hari sebelumnya dan terintegrasi guna mewujudkan food estate di tiap provinsi yang ada di Indonesia.

“Tetapi kondisi saat ini perekonomian kita berada dalam kondisi yang tidak nyaman untuk melakukan program program raksasa. Kondisi masyarakat saat ini sangat berat. Mudah – mudahan program ini dapat dikaji lebih mendalam lagi sehingga dapat segera berdaya guna di tengah kondisi ekonomi yang sudah berat,” ujarnya, Sabtu (1/10).

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu