Denpasar, Aktual.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan suhu udara di Bali minimal 20 derajat Celcius akibat pergerakan angin dari Australia.

“Terjadi moonsoon Australia pada periode Juni, Juli, dan Agustus,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Minggu (30/78).

Ia menjelaskan, selama Juni-Agustus, angin musim dingin bertiup dari Australia ke benua Asia melewati Indonesia.

Akibatnya, kata dia, terjadi gradien tekanan yang membuat Indonesia mengalami musim kemarau dengan suhu rendah, terutama di Jawa, Bali, NTB, dan NTT. BBMKG Zona III Denpasar melakukan survei suhu di empat stasiun pemantauan, yaitu Ngurah Rai, Sanglah, Kahang-Kahang dan Negara.

Saat bulan Australia terbit, lanjutnya, faktor tidak langsung berkontribusi terhadap suhu di Bali, termasuk pergerakan mata matahari yang mempengaruhi suhu di Australia dan lautan. di dunia. Udara dingin dari Australia bergerak ke wilayah Indonesia turut menyumbang hawa dingin.

Memasuki musim panas di Bali yang diperkirakan Juli-Agustus 2023, hujan jarang turun dan langit pun jarang. Akibatnya, sebagian besar panas di permukaan bumi akibat radiasi matahari kembali ke atmosfer.

Selain itu, kata Wiryajaya, suhu di lautan yang hangat mempengaruhi atmosfer di sekitarnya. “Namun, jika suhu lautan turun, maka suhu udara di sekitarnya akan turun,” ujarnya.

BMKG sebelumnya memperkirakan puncak musim kemarau di Bali akan terjadi pada Juli-Agustus 2023 karena seluruh 20 zona musim (zom) memasuki musim kemarau. Untuk itu, anggotanya meminta masyarakat mewaspadai kekeringan parah di Kubudindingan dan Tejakula di Kabupaten Buleleng.

Artikel ini ditulis oleh:

Warto'i