Jakarta, Aktual.com — Kontribusi dua Ormas Islam, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, terhadap eksistensi dan tegaknya negara kesatuan RI (NKRI) sangat besar. Kontribusi dua Ormas yang belum lama ini sama-sama menggelar hajat Muktamar sangat nyata dan tidak diragukan lagi hingga kini.
“Pelajar Indonesia musti tahu, bagaimana peran dua ormas besar NU dan Muhammadiyah dalam merebut kemerdekaan RI,” tegas Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Khairul Anam di Jakarta, Rabu (19/8).
Ia menyampaikan demikian dalam Tasyakuran Kemerdekaan Indonesia ke-70, Sukses Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 dan Muhammadiyah ke-47 di Aula DPP KNPI Jakarta. Tasyakuran dengan mengusung tema ‘Dedikasi Pelajar NU dan Muhammadiyah untuk Indonesia’ digelar PP IPNU, PP IPPNU dan PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Ditambahkannya, bagaimana banyaknya kajian-kajian menyangkut kontribusi santri dan jam’iyah NU terhadap perjuangan kemerdekaan. Pada gilirannya, atas perjuangan tersebut, pemerintah berinisiatif menetapkan Hari Santri sebagai bentuk penghargaannya terhadap konsolidasi gerakan yang dipimpin Rois Akbar NU KH Hasyim Asyari.
Di kesempatan yang sama, Anam juga mengajak seluruh komponen bangsa terutama pelajar Indonesia bersama-sama menjaga negara Indonesia dari kekuatan asing yang tidak ingin bangsa Indonesia menjadi besar. Bangsa yang punya banyak potensi dan keunggulan untuk menjadi bangsa besar, selain kekayaan alamnya, juga memiliki banyak nilai-nilai unggul seperti watak akomodatif, tasamuh, tawazun, dan lainnya.
“Dari sisi ekonomi, bangsa Indonesia juga memiliki watak, tekun dan ulet. Secara politik, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pantang menyerah, terbukti kemerdekaan kita direbut, bukan diberikan,” katanya lagi.
Pemuda asal Makassar ini sekaligus menyinggung terkait bahaya laten faham transnasional radikalisme jihadis, liberalisme dan komunis yang masih ada di Tanah Air. Tambahnya, di depan mata, nampak jelas bahaya pengaruh ketiga faham tersebut bagi anak muda yang masih mencari jatidiri dan visi melihat bangsa.
“Kasus terorisme masih menjadi ancaman, hidup hedon dan budaya bebas masih marak. Dan kasus kemunculan simbol-simbol PKI di karnaval kemerdekaan Pamekasan sangat memperihatinkan,” pungkas Anam.
Artikel ini ditulis oleh: