Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan suku bunga acuannya, yaitu BI 7-day repo reverse rate sebesar 25 basis points. Sebelunya di angka 4,75 persen saat menjadi 4,5 persen. Angka itu disebut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bisa berdampak positif. Namun harus diikuti oleh kebijakan sektor lain, seperti dari fiskal. Agar jangan sampai kebijakan ini tak ada dampak sama sekali.
Satu hal yang diharapkan kalangan pengusaha adalah dampak ke peningkatan investasi. Makanya harus diberangi oleh kebijakan fiskal. Apalagi kebijakan ini disambut bisa gairahkan sektor riil.
“Penurunan suku bunga BI ini akan semakin menggairahkan sektor riil, sehingga belanja modal pengusaha bisa ditekan dan dapat mendorong ekspansi. Dan diharapkan juga bisa genjot permintaan kredit dan konsumsi masyarakat,” tandas Wakil Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, di Jakarta, Rabu (23/8).
Menurutnya, kebijakan moneter ini tak bisa jalan sendiri, harus dibarengi secara simultan dengan kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi yang lain oleh pemerintah. “Ini perlu agar dampaknya dapat dirasakan secara luas,” kata dia.
Sejauh ini, kata dia, pelaku usaha membutuhkan faktor pendorong ekonomi di tengah kelesuan yang terjadi saat ini. Sehingga kebijakan moneter BI ini sangat tepat. Dan dampak langsungnya bisa turunkan suku kredit yang selama ini mahal agar dunia investasi semakin bergairah.
“Makanya, agar bisa maksimal keputusan ini juga harus dibarengi dengan kebijakan-kebijakan lain yang dsaya sebutkan, sehingga bisa mendorong peningkatan investasi,” ujarnya.
Secara rinci dia menyebut, kebijakan lain yang mendukung hal ini adalah, kebijakan iklim investasi yang sehat dan kompetitif, birokrasi yang pro investasi, serta dukungan infrastruktur ekonomi baik dari aspek kuantitas dan kualitas.
(Reporter: Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka