Jakarta, Aktual.com — Suku bunga acuan perbankan (BI Rate) yang Kamis (14/1) kemarin diturunkan 25 basis points seharusnya direspon secepatnya oleh dunia perbankan. Dengan adanya penyesuaian suku bunga, maka diharapkan lending rate (suku bunga pinjaman) segera juga diturunkan.

Untuk itu Bank Indonesia (BI) meminta dunia perbankan agar mau menurunkan suku bunga kreditnya. Kendati memang, BI sendiri mengakui perbankan nasional masih terkena dampak perlambatan ekonomi.

“Jadi saya melihat, ini (penurunam BI Rate) yang nantinya bank-bank itu harus bisa meneysuaikan,” ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (15/1).

Menurut Agus, secara umum bank-bank dalam menentukan suku bunga pinjamannya ada beberapa pendekatan. Di samping itu dunia perbankan juga masing-masing mempunyai portofolio yang berbeda-beda serta segmentasi yang beda-beda pula.

Sehingga bank-bank itu akan lebih memperhatikan efisiensiensinya di saat kondisi perekonomian dunia seperti sekarang. “Jadi dengan kondisi ekonomi yang cenderung masih melambat ini, bagaimana bank itu merespon (penurunan BI Rate) dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing,” jelas dia.

Apalagi memang, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang masih melambat dari yang diperkirakan. Sehingga kondisi secara umum masih lebih ketat, namun begitu pemerintah melakukan pencairan anggarannya, likuiditas akan menjadi lebih longgar lagi.

“Jadi dalam menentukan policy rate-nya pasti akan memerlukan waktu untuk bisa direspons oleh bank-bank,” kata dia.

Akan tetapi, kata dia, kondisi stabilitas system keuangan sendiri masih tetap terjaga. Dapat dilihat dari rasio kecukupan modal (CAR) yang masih terjaga serta rasio kredit macet (NPL) juga tetap terjaga.

“Jadi kami melihat perkembangan yang cukup baik di ekonomi domestik Indonesia. Namun kami tetap mewaspadai perkembangan ekonomi dunia,” pungkas Agus.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan