Yogyakarta, Aktual.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengadakan pertemuan bersama Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (7/12).
Keduanya sepakat membantah membahas soal polemik Ade Armando dan pernyataannya mengenai politik dinasti di DIY.
Sultan dan Raja Juli bertemu selepas acara Penandatanganan MoU dan Penyerahan Sertifikat Tanah Kasultan/Kadipaten oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang turut dihadiri Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto.
Adapun Raja Juli hadir di acara yang digelar di Bangsal Kepatihan, Kantor Gubernur DIY tersebut selaku wakil menteri ATR/BPN. Setelah Hadi meninggalkan lokasi, Sultan dan Raja Juli menuju Gedhong Wilis. Pertemuan keduanya berjalan tertutup dan berlangsung kurang lebih 10 menit.
Selanjutnya, Raja Juli keluar dan bergegas masuk menuju mobilnya. Namun ia membantah pertemuannya dengan Sultan membahas soal Ade Armando.
“Soal MoU tadi, meneruskan MoU,” kata Raja Juli dari dalam mobilnya yang melaju perlahan meninggalkan area Bangsal Kepatihan.
Dia juga tak menjawab ketika dikonfirmasi perihal nasib Ade Armando sebagai kader PSI.
Dikonfirmasi terpisah, Sultan juga membantah pertemuannya dengan Raja Juli membicarakan tentang Ade Armando dan polemiknya, maupun permintaan maaf dari PSI.
“Nggak, nggak membicarakan itu,” kata Sultan.
Sultan bahkan mengaku tidak tahu jika Raja Juli merupakan Sekjen PSI. Menurutnya, ini adalah momen pertama ia dan Raja Juli bertemu.
“Saya itu kan nggak ngerti kalau beliau sekjen. Saya hanya ngomong pesannya dari Pak Menteri (Hadi) untuk tindak lanjut untuk masalah pertanahan,” ucap Sultan.
Sebelumnya, Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti.
Ade Armando menyebut bahwa BEM UI dan BEM UGM ironi karena sesungguhnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti. Hal itu disampaikan Ade Armando lewat akun X miliknya, @adearmando61.
Buntut pernyataannya itu, masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jogja Istimewa melaporkan Ade Armando ke Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sleman, Rabu (6/12). Ade dilaporkan dengan tuduhan penyebaran ujaran kebencian sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat 2 UU ITE.
Ketua Umum PSI Kaesang putra Jokowi juga meminta Ade Armando untuk keluar dari partai buntut komentar politik dinasti di DIY. Kaesang mengatakan, PSI merupakan partai yang taat pada konstitusi atau Undang-Undang menyangkut tentang keistimewaan DIY.
“Jadi buat kader PSI yang tidak bisa mengikuti undang-undang maupun UUD itu juga buat bang Ade maupun kader yang lain yang enggak bisa taat bisa keluar saja dari PSI,” kata Kaesang di Surabaya, Rabu (6/12) malam.
Kaesang terlihat Sangat tegas dengan masalah yang menyangkut pada anggotanya. Apalagi ia menyebut saat ini dirinya bersama sang istri, Erina Gudono, merupakan dari warga Yogyakarta.
“Dan saya sekarang juga bagian dari Jogja. Saya kemarin juga menikah di Jogja. Istri saya juga Jogja. Udah itu saja,” pungkas Kaesang.
Artikel ini ditulis oleh:
Ilyus Alfarizi
Jalil