Jakarta, Aktual.com — Mantan Juru Bicara (Jubir) Presiden era Gusdur yang juga Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menyatakan, Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia saat ini memang menjadi barang yang diperebutkan oleh berbagai kelompok pemodal. Parahnya, SDA Indonesia saat ini juga menjadi incaran dari kelompok Neoliberal.
“Yang bisa akses SDA kita hanya para pemilik modal. Dan ironisnya 70 persen SDA kita dikuasai pemilik modal. Itu yang terjadi saat ini,” kata Adhie Massardi dalam acara diskusi publik di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (10/3).
Adhie menuturkan, dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia, ada dua kelompok mazhab yang bertarung, kelompok tersebut adalah kelompok Neolib dan kelompok yang ingin menegakkan konstitusi pasal 33.
“Saat ini, sumber daya negara justru diperebutkan oleh kelompok neolib itu, mereka yang saling berebut mengeksploitasi sumber daya kita. Presiden Jokowi dijepit ‘duo JK’, Jaringan Kuntoro dan Jusuf Kalla,” tuturnya.
Adanya kegaduhan di beberapa kementerian, khususnya antara Menteri ESDM Sudirman Said dan Kemenko Maritim Rizal Ramli, karena kehadiran Rizal Ramli dalam kabinet Jokowi-JK saat ini dianggap mengancam eksistensi dan pengaruh kelompok neolib.
“Munculnya RR buat mereka keder, Rizal masuk mulai ada kegaduhan, karena bersinggungan dengan SS. Kita cek di lapangan, SS dipasang Kuntoro untuk mendelegitimasi RR,” ucap Adhie.
Adhie mengungkapkan, persoalan kegaduhan antara RR dan SS sebenarnya tidak cukup dilihat dengan pertentangan konsep kedua kementerian tersebut.
“Antara SS dan RR, itu by desain, neolib yang ingin berkuasa, sementara RR melawan kehadiran neolib tersebut. Olehnya itu, gaduh akan muncul jika mazhab itu tetap dipertahankan,” ungkap Adhie.
Olehnya itu, lanjut Adhie, mestinya presiden Jokowi sudah tegas mengambil sikap dengan melakukan evaluasi terhadap kabinetnya.
“Saya melihat bahwa, kabinet ini memang sudah harus ada reshuffle. Paling tidak mengurangi kerusakan negara ini. Untuk mengurangi perampok di lingkngan kekuasaan,” ujarnya.
Tentunya, lanjut Adhie, dengan syarat dan pertimbangan yang direshuflle adalah agen-agen dan antek asing.
“Jangan ada pionir asing berada dalam pusat kekuasaan. Saatnya Jokowi dengan pengalamannya selama ini sudah bisa memilih orang yang bisa jalankan Nawacita. Tidak dengan pertimbangan dan perhitungan lain. Jokowi harus keluar dari jepitan ‘duo JK’ tadi,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka