Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (ilustrasi/aktual.com)
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan dimasa depan berbagai kepentingan dunia akan tertuju pada penguasaan pangan dan energi yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan, karena hal tersebut merupakan kebutuhan hidup dunia yang sangat vital.

Demikian disampaikan Gatot di hadapan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi se-Indonesia di Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Kamis (11/8).

Ia mengatakan, pada tahun 2.043 diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 12,3 miliar jiwa dimana 80,2 persen atau 9,8 miliar jiwa dari jumlah tersebut hidup di luar wilayah ekuator dan hampir bisa dipastikan akan makin berupaya mencari pangan, air dan energi di daerah ekuator.

Jika saat ini konflik yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil, maka konflik masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada dalam satu lokasi, yaitu di daerah ekuator.

Dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya, maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan.

Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam tidak akan dibiarkan berkembang dan maju karena akan menjadi ancaman bagi negara-negara asing. Indonesia akan terus dijadikan konsumen dan pasar bagi produk mereka.

Kondisi geopolitik Indonesia yang dikepung oleh negara-negara Five Power Defence Arrangement (FPDA) menambah besarnya ancaman nyata yang dihadapi oleh Indonesia.

Ia menjelaskan, kecenderungan peningkatan penggunaan bio energi ini bahkan pada tahun 2007-2008 telah memicu krisis harga pangan dunia yang meningkat sangat tajam, hingga 75 persen antara lain diakibatkan karena pengalihan penggunaan bahan pangan menjadi bio energi atau energi hayati.

Dikatakan pada tahun 2011 British Petroleum (BP) mengeluarkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa sisa energi fosil dunia tinggal 45 tahun lagi, sedangkan sisa energi fosil di Indonesia hanya tinggal 11,8 tahun.

Energi dunia akan habis pada tahun 2.056 dan Indonesia pada tahun 2.023 dengan asumsi bahwa kebutuhan energi dunia tidak mengalami peningkatan. Padahal, BP pada awal tahun 2014 memperkirakan bahwa konsumsi energi dunia pada 2.035 akan meningkat sampai 41 persen dari kebutuhan hari ini.

 

(ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara