Jakarta, Aktual.com – Debit air pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah, surut sehingga sejumlah kapal dan tongkang bertonase besar terperangkap dan tidak bisa berlayar.
“Dalam sepekan terakhir angkutan kapal dan tongkang bermuatan batu bara bertonase besar tidak bisa berlayar karena air sungai surut,” kata seorang petugas pelabuhan lalu lintas Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan (LLASDP) pada Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Barito Utara Syamsu Rizal di Muara Teweh, Senin (25/12).
Sejumlah kapal tarik atau tunda (tug boat) dan tongkang yang sebelumnya berlayar ke hulu maupun hilir pada saat debit air Sungai Barito naik, kini terpaksa bersandar di beberapa tempat.
Ketinggian air Sungai Barito pada skala tinggi air (STA) Muara Teweh pada Minggu (25/12) pagi pada angka 4,70 meter yang menunjukkan angka tidak aman bagi pelayaran kapal bertonase besar.
“Saat air normal tongkang bermuatan dan kosong masih bisa berlayar, namun kini sudah tidak bisa sehingga mereka bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito,” katanya.
Kondisi air sungai sepanjang 900 kilometer yang hulunya berada di wilayah Kabupaten Murung Raya dan mengalir ke wilayah selatan di Kalimantan Selatan, itu sekarang sulit diramalkan.
Ia menjelaskan meski saat hujan masih turun, kenyataannya debit air Sungai Barito turun dan kalau di wilayah hulu hujan maka air kembali naik.
“Kami sulit memprediksi kondisi air Sungai Barito,” ujarnya.
Meski angkutan kapal dan tongkang bertonase besar tidak bisa berlayar, sejumlah kapal barang dan angkutan penumpang yang tonasenya sedang untuk sementara tidak mengalami kendala.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka