Jakarta, Aktual.com — Sungai Barito di wilayah Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang terus surut dalam tiga pekan terakhir mulai mengganggu transportasi kapal terutama angkutan sungai yang menuju desa-desa pedalaman untuk mudik Lebaran 2015.
“Sungai semakin dangkal sehingga transportasi menuju daerah lainnya di pinggiran Sungai Barito hanya bisa dilalui kapal kecil,” kata seorang warga yang tinggal di lanting (bangunan terapung), Hermanto, di Muara Teweh, Rabu (8/7).
Sejumlah kapal barang dan penumpang yang bertonase besar banyak bersandar karena debit Sungai Barito di wilayah pedalaman semakin dangkal.
Saat ini Sungai yang wilayah hulunya berada di pedalaman Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalteng dan bermuara di Kalimantan Selatan ini hanya bisa dijangkau angkutan kapal kecil ukuran sekitar 25 ton atau dibawah 50 ton.
Saat ini hanya kapal sedang yang masih bisa berlayar itu pun harus ekstra hati-hati.
“Bahkan lebih parah lagi transportasi sungai menggunakan kapal barang dan penumpang tujuan Muara Teweh menuju Kecamatan Gunung Purei dan Teweh Timur yang terletak di Sungai Teweh (anak Sungai Barito) dan pedalaman Sungai Lahei wilayah Kecamatan Lahei hanya bisa menggunakan kapal kecil (kelotok) berpenumpang tiga orang.” Namun itu pun terganggu karena harus melewati riam bebatuan dan terpaksa kelotok di angkat saat melintasi bebatuan yang berada di tengah sungai tersebut.
“Untuk saat ini angkutan menuju sejumlah desa di pedalaman Sungai Teweh hanya bisa menggunakan kapal kecil,” kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah.
Meski angkutan barang dan penumpang menuju daerah pedalaman tersebut terganggu, namun tidak sampai menghambat arus barang dan penumpang lainnya karena transportasi darat masih lancar dan sebagian desa menggunakan kelotok kecil untuk mengangkut barang dan penumpang.
Kepala UPTD Lalulintas Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan (LLASDP) pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Barito Utara Nurdin mengatakan surutnya Sungai Barito ini juga telah menghentikan kegiatan angkutan kapal dan tongkang batu bara serta hasil hutan lainnya baik milik perusahaan di wilayah Kabupaten Mura maupun Barut.
“Angkutan hasil produksi tambang dan sektor perkayuan kini terhenti karena tidak bisa melewati Sungai Barito yang terus dangkal,” katanya.
Saat ini untuk transportasi sungai yang masih beroperasi yaitu kapal cepat (speedboat) dan kapal motor (longboat) untuk tujuan Muara Teweh – Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya, Muara Teweh – Buntok Kabupaten Barito Selatan dan sejumlah desa di kecamatan lainnya.
“Untuk angkutan lebaran menggunakan jasa speedboat dan kapal motor masih bisa,” kata Nurdin.
Artikel ini ditulis oleh: