Mereka yakin bahwa do’a baginda selalu memberkatinya meski baginda sudah tidak ada, keberkahan akan selalu bersamanya dalah segala hal, hingga mereka memutuskan untuk bergabung dalam usaha dagangnya. Ternyata Allah benar-benar mewujudkan keberkahan ini, yaitu Allah memberikan keuntungan yang sangat banyak dalam waktu yang singkat.

Dalam lanjutan hadits ini sang perawai berkata “فَرُبَّمَا أَصَابَ الرَّاحِلَةَ كَمَا هِىَ فَيَبْعَثُ بِهَا إِلَى الْمَنْزِلِ ” yang artinya “ perkiraan Abdullah bin Hisyam mendapatkan keuntungan berupa seekor onta dengan semua bawaan di atasnya, kemudian ia kirimkan ke rumahnya “(HR. Bukhari).

Hingga keuntungannya pun dibagi diantara mereka bertiga. Kedua sahabat itupun mendapatkan keberkahan dari orang yang didoakan keberkahan oleh baginda Nabi SAW.

Syekh Yusri menambahkan, bahwa keberkahan atas do’a baginda Nabi ini tidaklah akan pernah berakhir, meski baginda sudah meninggal, sebagaimana kisahnya sayyiduna Anas bin Malik RA yang didoakan keberkahan pada umur, rizki dan keturunannya.

Maka Allah mengabulkan do’a Nabi Nya untuk Anas, Allah memberikan umur yang panjang dan berkah, sebagaimana Allah menjadikan kebun Anas yang berisikan pohon kurma di Kufah berbuah dua kali, sedangkan yang lain hanyalah satu kali dalam setahun.

Allah Ta’ala juga memberikan keturunan yang sangat banyak kepadanya, hingga diriwayatkan bahwa Anas mengadakan solat Jum’at dan solat Ied di masjid yang hanya dipenuhi oleh keturunannya oleh karena banyaknya mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid