Semarang, Aktual.co — Suporter garis keras PSIS Semarang meminta sederasi sepak bola dunia (FIFA) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga turut memeriksa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) atas insiden sepak bola gajah dalam pertandingan antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman. 
Pertandingan itu berakhir dengan skor 3-2 di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara, Minggu (26/10). Anehnya, semua gol yang terjadi adalah gol bunuh diri
“PSSI harusnya diperiksa oleh FIFA dan Kemenpora, karena kenapa PSIS dan PSS Sleman (bisa) takut dengan Borneo,” kata  Ketua Kolektif Supporter Semarang Extreme, Doni Kurniawan, di Markas PSIS Semarang, Kamis (30/10).
Meski menilai insiden sepak bola gajah sebagai insiden memalukan, Doni menyayangkan hukuman yang diterima PSIS Semarang dan PSS Sleman dari Komisi Disiplin PSSI.
Menurut Doni, hukuman diskualifikasi dari delapan besar divisi liga utama itu sangat tidak lazim. “Sebagai Supporter Semarang Extreme, lebih sangat terpukul dengan hukuman yang diberikan Komdis kepada PSIS. Hukumannya sangat tidak lazim,” tegas Doni.
Dirinya mendesak manajemen PSIS Semarang mengajukan banding atas hukuman tersebut. “Kami sangat kecewa dan turut terpukul. Kita komunikasi dengan manajemen, semoga ada banding dan kita memenangkan banding itu,” terang Doni.
Seperti diketahui, insiden sepak bola gajah terjadi dalam pertandingan PSIS Semarang melawan PSS Sleman di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara pada 26 Oktober lalu. Pertandingan ini menuai kontroversi, karena lima gol yang tercipta antara ke dua klub tersebut lahir dari tendangan bunuh diri.
PSIS mengalahkan PSS Sleman dengan skore akhir 3-2. Pencetak gol bunuh diri dari PSS Sleman adalah Hermawan Putra Jati dan Agus Awank, sedangkan dari PSIS adalah Komaedi dengan mencetak dua gol dan Catur Edi mencetak satu gol.