Jakarta, Aktual.com — PT Supreme Energy Muara Labuh siap memproduksi listrik dari energi panas bumi sebesar 70 MW di Solok Selatan, Sumatera Barat setelah pemerintah menyetujui penyesuaian tarifnya.
“Hasil tahap eksplorasi sudah kita dapatkan dan perhitungannya cadangan potensi yang bisa kita produksi nanti sebesar 70 MW dan itu baru bisa dilaksanakan jika penyesuaian tarif disetujui pemerintah,” kata Manajer Field Relations PT Supreme Energy Muara Labuh (SEML) Yulnofrins Napilus di Padang Aro, Selasa (15/9).
Menurut dia, masa pembangunan hingga tahap produksi membutuhkan waktu selama 2,5 tahun, sehingga diperkirakan pada pertengahan 2018, hasil listriknya baru diserahkan kepada PT PLN.
Ia menjelaskan, jika tahap produksi sebesar 70 MW itu sudah mulai berjalan, maka eksplorasi tahap dua bisa dikerjakan untuk mengejar target hingga 220 MW.
“Kita berharap dukungan semua pihak untuk mencapai target 220 MW,” katanya.
Ia juga menambahkan, untuk eksplorasi tahap dua akan dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
“Untuk masuk TNKS sekarang sedang menunggu peraturan pemerintah (PP),” jelasnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Solok Selatan Erizal mengatakan, proyek panas bumi itu bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar.
“Segala bantuan oleh perusahaan harus di inventarisasi, sehingga tahu berapa besar yang telah disalurkan,” katanya.
Pemerintah, lanjutnya, mendorong proyek energi baru terbarukan itu terus berjalan karena memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka