Surabaya, Aktual.co — Surabaya menjadi kota dengan angka kematian yang terkecil dari kota-kota besar lainnya di kawasan Asia Pasifik.

Itu alasan penyelenggaraan Parliamentary Event On Millennium Developlement  (MDG’s) yang melibatkan 20 negara digelar di Surabaya selama dua hari.

Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Nurhayati Ali Asegaf, mengatakan bahwa menentukan lokasi acara MDGs, serta  dalam rangka persiapan menuju Post 2015 Development Agenda, DPR sebagai tuan rumah, dan  sudah sejak 2010 lalu melakukan riset dan survei di beberapa tempat.

“Dari hasil riset, pilihannya ada di Jawa Timur. Yaitu Surabaya. Di sini selain memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, Jawa Timur juga mampu mengendalikan angka kematian pada ibu hamil,” ujar  Nurhayati saat jumpa pers di hotel Shangrila Surabaya dengan tema  “Penguatan Peran Parlemen Asia Pasifik dalam MDGs dan Post 2015 Development Agenda,” (13/11).

Nurhayati juga membeberkan, Surabaya selain kecil angka kematian ibu hamilnya,  pencapaian MDGs di Surabaya juga sangat membanggakan, seperti mutu pendidikan, dan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Apalagi, lanjutnya, Surabaya juga pernah mendapatkan gelar MDGs Award pada tahun 2013.

“Bahkan saat itu Surabaya mendapat dua penghargaan dari  kategori MDGs Award  yaitu kategori pendidikan dengan bidang pengembangan layanan perpustakaan umum dan kategori kesehatan ibu dan anak melalui pembentukan kelompok KB pria vasektomi,” ujarnya.

Sementara 20 delegasi parlemen dari negara  Asia Pasifik yang mengikuti kegiatan tersebut adalah dari Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Brunai Darussalam, Cambodia, Fiji, India, Indoanesia, Iran, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia dan beberapa negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Dalam deklarasi kali ini, para negara menekankan  pentingnya hubungan secara nasional dalam agenda-agenda pembangunan global.

“Kita ketahui bahwa  seringkali pemerintah itu tidak melaporkan apa-pun terkait MDGs. Sehingga dukungan politik terhadap capain MDGs tidak begitu kuat,” lanjutnya.

Deklarasi MDGs di Surabaya ini juga menyoroti masalah yang selama ini lepas dari agenda MDGs, seperti konflik, perang dan juga penguatan tata kelola yang memberikan dampak cukup besar bagi pembangunan.

Artikel ini ditulis oleh: