Surabaya, Aktual.com – Kota Surabaya di dalam peta penyebaran Covid-19 Jawa Timur tampak berubah warnanya menjadi zona hitam.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan sebenarnya peta tersebut menunjukkan warna merah tua akibat banyaknya laporan jumlah kasus COVID-19.

“Kemudian ada yang tanya, itu (di peta) kok ada yang hitam. Itu bukan hitam tapi merah tua. Seperti Sidoarjo yang angka kasusnya 500 sekian merah sekali, kalau angkanya dua ribu sekian (seperti di Surabaya) merah tua,” kata Khofifah.

Berdasarkan legenda dari peta di situs, warna merah tua diberikan untuk wilayah yang memiliki lebih dari 2.049 kasus COVID-19.

Kota Surabaya hingga tanggal 2 Juni 2020 memiliki 2.748 kasus yang terkonfirmasi. Dari jumlah tersebut 300 pasien dilaporkan sembuh dan 253 lainnya meninggal dunia.

Pemerintah Kota Surabaya melacak penularan COVID-19 di acara pelantikan kepala dan pengawas sekolah menengah atas (SMA) se-Jawa Timur yang diselenggarakan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Jawa Timur di Kota Surabaya pada 20 Mei 2020.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Rabu (3/6), mengatakan pemerintah sudah mengirim surat ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk meminta data peserta pelantikan kepala sekolah dan pengawas SMA yang menghadiri acara tersebut.

“Permintaan data itu untuk kepentingan tracing (pelacakan) dan langkah antisipasi,” katanya.

Lewat surat bernomor 420/4479/436.8.4/2020 tertanggal 2 Juni 2020, Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Surabaya meminta data nama dan alamat semua orang yang terlibat dalam acara pelantikan kepala dan pengawas SMA se-Jawa Timur pada 20 Mei ke BKD dan Dinas Pendidikan.

“Ibu Wali Kota kan gencar melakukan tracing. Ketika ada pemberitaan dan video viral di media sosial, ditambah ada pemberitaan di media yang mana di situ diduga ada pelanggaran protokol kesehatan, maka kita mau tanyakan siapa saja yang terlibat,” kata Irvan.

“Apalagi ini lokasi acaranya di Kota Surabaya,” ia menambahkan.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi sebelumnya mengatakan bahwa dinas sudah meminta seluruh peserta pelantikan pengawas dan kepala sekolah menjalani pemeriksaan COVID-19 setelah beredar kabar mengenai dua peserta pelantikan yang diduga tertular virus corona.

Satu dari peserta pelantikan dengan KTP Jombang yang berasal dari Mojokerto meninggal dunia dan sudah dimakamkan di Jombang. Satu peserta pelantikan yang lain masih menjalani perawatan di RSUD Kota Mojokerto.