Jakarta, Aktual.co —Surat terbuka dilayangkan pengguna akun media sosial Facebook bernama Willy Pramudya kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terkait  pelarangan sepeda motor melintas jalan-jalan protokol di Ibukota.  
Si penulis yang merupakan wartawan anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI), mengkritik kebijakan Pemprov DKI yang sudah diuji coba sejak 17 Desember 2014 itu.
Dalam surat itu, Willy menyarankan Ahok mencari konsultan yang tidak bias dalam menata lalu lintas di Jakarta. Yang menguasai masalah lalu lintas, baik dari sisi perencanaan kota maupun sosiologi perkotaan.
“Kalau kebijakan (pelarangan motor) yang diberlakukan saat ini adalah hasil pemikiran Anda (Ahok) sendiri, tolong dipikirkan lagi agar tidak bias kelas,” ujar Willy yang tercatat sebagai Staf Redaksi di harian Warta Kota itu. 
Ditegaskannya kembali di kalimat selanjutnya, apapun alasannya kebijakan melarang sepeda motor memasuki suatu jalan raya tertentu tapi membiarkan moda kendaraan lain, adalah bias kelas. 
“Tidak adil,” tulis Willy yang bisa dibilang merupakan wartawan senior itu, dalam surat yang diposting Rabu (7/1). 
Dia pun mempertanyakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan Ahok beserta jajarannya setelah melarang motor melintas jalan protokol. “Apakah ada penguraian titik-titik kemacetan secara signifikan?” 
Bukannya motor, menurutnya yang harus dilarang justru mobil pribadi dan angkutan umum yang dianggapnya sebagai biang kemacetan. Dia yakin kalau itu dilakukan, kemacetan akan terurai. Dengan kebijakan itu, Willy tegas menganggap Ahok tidak pro rakyat. 
“Terutama rakyat kecil, yang hidupnya mandiri/tidak menjadi benalu negara,” tulis dia.
Dalam kalimat penutupnya, Willy menulis, “Selama ini Anda banyak melahirkan kebijakan yang cerdas dan berani Saya berharap dalam membenahi lalin di kampung bengkak ini Anda bersikap cerdas dan adil juga.”
Hingga berita ini diturunkan, belum didapat tanggapan dari Ahok mengenai surat terbuka Willy. 
Diketahui, pelarangan motor yang saat ini diberlakukan di Jalan MH Thamrin – Medan Merdeka Barat akan diperluas wilayahnya di uji coba tahap II hingga IV. 
Senin lalu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Restu Mulya Budianto, mengatakan perluasan akan dilakukan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. 
Jalan-jalan yang akan dikenai peraturan pelarangan sepeda motor misalnya Jalan Industri, Jalan Angkasa, Jalan Garuda, Jalan Bungur Selatan, Jalan Otista, Jalan Minangkabau, Jalan Dr Soepomo, Jalan Dr Sahardjo, dan Jalan Jenderal Sudirman. 
Restu mengatakan, perluasan ini melihat pelarangan motor di Jalan MH Thamrin yang dinilai efektif dan sukses menekan kemacetan di jalan. 

Berikut tulisan lengkap surat terbuka Willy Pramudya di akun facebooknya.
Gubernur Ahok Ydh,
Di alam maya ini, saya lebih sering memuji Anda karena Anda layak dipuji dalam banyak hal. Tapi tidak kali ini. Saya harus menyampaikan kritik, khususnya soal kebijakan lalu lintas (lalin). 
Kalau Anda mau menata lalin Jakarta, maka carilah konsultan yang tidak bias dan menguasai masalah baik dari sisi perencanaan kota maupun sosiologi perkotaan. Kalau kebijakan yang diberlakukan saat ini adalah hasil pemikiran Anda sendiri, tolong dipikirkan lagi agar tidak bias kelas.
Melarang sepeda motor memasuki suatu jalan raya tertentu dan membiarkan moda kendaraan lain dengan alasan apa pun jelas bias kelas. Tidak adil. 
Pertanyaannya: setelah motor dilarang masuk apakah ada penguraian titk-titik kemacetan secara signifikan? Coba kalau yang Anda larang adalah mobil-mobil pribadi dan angkutan umum yang selalu bermasalah dengan aturan, saya jamin akan banyak kemacetan terurai dan tercipta kelancaran secara signifikan. 
Cara mengukurnya juga mudah. Saat ini Anda tidak pro rakyat, terutama rakyat kecil, yang hidupnya mandiri/tidak menjadi benalu negara.. Apalagi menurut saya salah satu sumber kemacetan adalah mobil pribadi dan angkutan umum yang tidak tertib berlalin karena negara tidak menyiapkan dengan cukup fasilitas angkutan umum. 
Selama ini Anda banyak melahirkan kebijakan yang cerdas dan berani Saya berharap dalam membenahi lalin di kampung bengkak ini Anda bersikap cerdas dan adil juga.

Artikel ini ditulis oleh: