Aktivitas proyek pembangunan salah satu pulau kawasan reklamasi Teluk Jakarta di Pantai Utara Jakarta, Sabtu (9/4/2016). Pemprov DKI Jakarta menyatakan sebanyak delapan dari 17 pulau yang akan dibangun melalui proyek reklamasi Teluk Jakarta telah memiliki izin pelaksanaan.

Jakarta, Aktual.com – Mayoritas warga DKI menganggap kebijakan megaproyek pembangunan 17 pulau Pantura Jakarta cuma merugikan penduduk.

Menurut hasil survei Indo Barometer, sedikitnya 34,9 responden yang menjawab merugikan nelayan. Lainnya, menganggap merusak lingkungan (31,9 peren), menimbulkan bencana (19,5 persen), dan hanya dinikmati orang kaya (5,2 persen).

Lalu, dianggap sebagai lahan korupsi (3,9 persen), buang-buang anggaran (3,5 persen), penyempitan laut (0,9 persen), dan cuma menguntungkan pengembang saja (0,4 persen).

Untuk diketahui, 57,3 persen responden, dalam penelitian Indo Barometer itu, menganggap megaproyek yang menghasil lahan baru seluas 5.100 ha itu merugikan warga.

Sedangkan 34,8 persen responden lainnya, menjawab menguntungkan warga Jakarta. Mereka menyatakan demikian dengan berbagai alasan. Misalnya, lahan kosong terbatas (21,6 persen) dan untuk ibukota yang maju (19,4 persen).

Kemudian, membuka lapangan kerja (19,4 persen), meningkatkan perekonomian (16,5 persen) tujuan wisata baru (8,6 persen), demi pemasukan daerah (7,2 persen), agar Jakarta lebih tertata (5 persen), 15 persen lahan untuk fasos/fasum (1,4 persen), serta laut telah tercemar (0,7 persen).

Survei tersebut dilakukan sejak 8-10 April terhadap 400 responden yang tersebar secara proporsional di enam wilayah ibukota. Responden dihubungi tim peneliti melalui sambungan telepon untuk menjawab kuesioner yang memuat 15 pertanyaan.

Artikel ini ditulis oleh: