Jakarta, Aktual.com – Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan sebanyak 12,7% masyarakat menginginkan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden Joko Widodo dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
“Pertanyaan terbuka terkait dengan cawapres, sebanyak 12,7% responden menginginkan cawapres Jokowi adalah Prabowo,” kata peneliti LIPI Wawan Ichwanuddin dalam pemaparan survei bertajuk “Partisipasi Politik, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi” di Jakarta, Kamis (19/7).
Nama-nama lain yang dinilai layak mendampingi Jokowi adalah Anies Baswedan dengan persentase 11%, Gatot Nurmantyo 10,2%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 8,1%, dan Jusuf Kalla 7,2%.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang dinilai dekat dengan kalangan santri, seperti Muhaimin Iskandar dan Mahfud Md., hanya memperoleh 4,7% dan 3,3%.
Untuk cawapres Prabowo Subianto, nama teratas adalah Anies Baswedan dengan persentase 23,1%, Gatot Nurmantyo (20%), AHY (15,7%), TGB Zainul Majdi (5,9%), dan Wiranto (3,8%).
“Nama Jokowi pun muncul sebagai pilihan cawapres Prabowo. Namun, angkanya hanya 2,5 persen,” ujarnya.
Dalam simulasi dua nama capres, Jokowi dan Prabowo, ditemukan bahwa makin tua usia pemilih dan makin rendahnya tingkat pendidikannya, makin besar dukungan terhadap Jokowi.
Di sisi lain, menurut Wawan, makin tinggi tingkat pendidikan pemilih, makin besar dukungan terhadap Prabowo Subianto.
“Makin tidak puas terhadap kinerja pemerintah, makin cenderung mendukung Prabowo. Namun, hubungan variabel-variabel tersebut dengan pilihan capres lemah,” katanya.
Ia juga memaparkan tingkat keterpilihan Jokowi di perdesaan unggul dibandingkan Prabowo, yaitu sebesar 60 persen, sementara Prabowo 24,7%.
Di kalangan masyarakat perkotaan, Jokowi juga lebih unggul dengan 52,2 persen, sedangkan Prabowo 33,3 persen.
Survei tersebut dilakukan pada tanggal 26 April s.d. 9 Mei 2018 di seluruh provinsi dengan responden sebanyak 2.100 orang yang telah memiliki hak pilih.
Metodologi survei menggunakan “multistage random sampling” dengan “margin of error” 2,14%.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan