Jakarta, Aktual.com – Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA menyatakan, terdapat sejumlah partai politik yang belum aman atau belum tentu lolos ke parlemen dalam Pemilu 2019 mendatang.
Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menyebut, sedikitnya lima parpol yang saat ini harus berjuang keras untuk melampaui ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4% sebagaimana dicantumkan dalam UU Pemilu.
“Ada lima partai lama yang belum aman lolos parliamentary threshold,” ujar Rully saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/1).
Kelima partai tersebut adalah PPP, Nasdem, PKS, PAN dan Hanura. Berdasar survei yang dilakukannya, Rully mengugkapkan bahwa hanya Nasdem yang elektabilitasnya di atas 4%.
Sedangkan elektabilitas empat parpol lainnya masih berada di bawah ambang batas parlemen.
“Meskipun NasDem memperoleh sebesar 4,2%, namun karena margin of error survei ini adalah 2,9% maka Nasdem tentunya belum aman,” tuturnya.
Diketahui, berdasarkan Pasal 414 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu ditentukan bahwa ambang batas parlemen sebesar 4% dari total suara sah nasional. Artinya parpol yang tidak memperoleh nilai minimal 4% dalam Pemilu 2019 tidak berhak memiliki kursi di parlemen.
Menurut hasil survei LSI Denny JA, elektabilitas dari lima parpol di atas adalah 4,2% (Nasdem), 3,5% (PPP), 3,8% (PKS), 2,0% (PAN) dan 0,7 (Hanura).
Rully menambahkan, Hanura merupakan parpol yang harus berjuang paling ekstra. Ia menilai, konflik di internal Hanura berpotensi memperburuk elektabilitas partai tersebut.
Pasalnya, dalam tiga survei terakhir LSI, elektabilitas Hanura selalu dibawah ambang batas parliamentary threshold. Bahkan, selalu dibawa 2%. Dimana pada Agustus 2017 Hanura hanya 1,6%. Kemudian Desember 2017 0,5% dan Januari 2018 hanya 0,7%
“Jika situasi Hanura tidak membaik, maka Hanura berpotensi terlempar dari parlemen dan menjadi partai gurem,” paparnya.
Selain Hanura, Rully juga menilai PAN harus memunculkan isu baru yang menarik untuk menarik hari pemilih.
“Kedua partai itu juga harus menampilkan figur yang terasosiasikan dengan partai sehingga tidak terlepar dari parlemen,” ujarnya.
Survei ini dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan melibatkan 1200 responden yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling. Wawancara tatap muka dilakukan serentak di 34 provinsi. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, Media Analisis, dan depth interview narasumber. Margin of error sekitar 2,9%
Teuku Wildan A.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan