Berdasar survei LSI Denny JA, Demokrat berada di posisi ke empat dengan perolehan 6,2%. Sementara PKB persis berada di belakangnya dengan perolehan 6,0%. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan bahwa posisi tiga besar Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang tidak akan berbeda dengan Pileg edisi sebelumnya. Klasemen akhir Pileg setahun mendatang diprediksi tetap akan didominasi oleh PDI Perjuangan, Golkar dan Gerindra.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, pertarungan sengit justru akan terjadi dalam perebutan posisi keempat dalam Pileg 2019 mendatang. Ia menyebut bahwa kandidat kuat yang akan memperebutkan posisi ini adalah Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Berdasar survei LSI Denny JA, Demokrat berada di posisi ke empat dengan perolehan 6,2%. Sementara PKB persis berada di belakangnya dengan perolehan 6,0%.

“Selisih suara antara kedua partai ini sangat tipis, yakni hanya 0,2%,” ‎kata Rully saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/1).

Dia menuturkan, berdasarkan suvei pihaknya, persaingan sengit antara PKB dan Demokrat ini sudah ‎terjadi sejak Desember 2017, dimana perolehan suara keduanya hanya terpaut 0,3%.

“Desember 2017, PKB 5,5% dan Demokrat 5,8%,” paparnya.

Namun, Rully menilai jika PKB berpeluang lebih unggul dari Demokrat. Sebab, partai besutan Muhaimin Iskandar tersebut akan diuntungkan oleh isu agama yang sedang seksi dalam beberapa tahun belakangan.

“‎PKB diuntungkan dari Demokrat dengan isu Islam yang lagi seksi,” kata Rully.

Menurutnya, jika Demokrat mampu menemukan isu baru yang mengunggah pemilih, maka partai pemenang di Pemilu 2009 lalu itu akan mampu melewati PKB.

Dia memaparkan bahwa faktor capres-cawapres yang akan diusung oleh kedua partai itu akan menjadi faktor yang menaikan perolehan suara bagi keduanya.

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon yang memiliki elektabilitas paling kuat untuk mengerek elektabilitas partai mereka.

“Cak Imin dan AHY jika bersaing sebagai cawapres maka sama-sama akan menaikan rating partai,” tuturnya.

Survei ini dilakukan pada 7-14 Januari 2018 dengan melibatkan 1200 responden yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling. Wawancara tatap muka dilakukan serentak di 34 provinsi. Survei dilengkapi dengan riset kualitatif seperti FGD, Media Analisis, dan depth interview narasumber. Margin of error sekitar 2,9%

Teuku Wildan A.