“Tapi waktu untuk para tokoh untuk meningkatkan keterpilihannya di hadapan publik masih sangat terbuka dengan melakukan sosialisasi,” tegasnya.
Survei digelar sejak 25 Agustus hingga 5 September 2017 dengan mengunakan sampel sebanyak 1769 Responden yang ditarik dengan metode multistage random sampling dengan didasarkan pada populasi daftar pemilih tetap (DPT) di Jawa Timur saat Pilpres 2014.
“Margin of error survei kurang lebih sebesar 2,3 persen dengan tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen,” tukasnya.
Pada survei LKPI sebelumnya, tepatnya pada tanggal 29 Juni 2017 lalu, La Nyalla Matalitti juga dinilai mampu mengatasi persoalan ekonomi keluarga masyarakat Jatim pada umumnya seperti ketersedian lapangan kerja, iklim usaha yang kondusif dan dukungan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam sektor industri dan pertanian dengan memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 13,1 persen mengalahkan Khofifah Indar Parawansa yang hanya mengantongi 12,3 persen, Saefullah Yusuf 11,2 persen.
Pada waktu itu posisi La Nyalla dibawah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang mengantongi 20,2 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu