Jakarta, Aktual.com — Ketum DPP Parta Nasdem, Surya Paloh menyampaikan pidato wawasan kebangsaan di hadapan ribuan kader Partai Nasdem, dalam konsolidasi Partai Nasdem se-Jatim, di Surabaya, Sabtu (25/7).

Surya Paloh mengatakan bahwa saat ini kondisi bangsa sudah mengalami distorsi penyelewengan kaidah-kaidah bangsa, dan ini menjadi masalah serius.

“Bangsa ini telah mengalami distorsi penyelewengan kaidah-kaidah bangsa. Ini yang menjadi masalah bangsa. Apakah pancasila masih relevan menjadi dasar kehidupan berbangsa. Apakah penghormatan masyarakat pada ketuhanan sudah relevan?” tanya Surya Paloh.

Ternyata, lanjutnya, keberadaan pancasila sudah mulai meredup. Pancasila sudah mulai tidak mendapat tempat. Undang-undang tidak ditaati, mulai disiasati. Hampir di semua aspek kehidupan tidak memiliki disiplin kuat sehingga tidak mampu melahirkan anak bangsa yang hebat.

“Sekarang sudah mulai dengan siapa aku, siapa kamu. Berapa hargamu dan berapa hargaku. Semuanya dilakukan atas dasar kesepakatan transaksional,” ujar Surya Paloh.

Kehadiran pemerintah baru, Jokowi-JK, adalah pemerintahan yang harus menerima perhatian dari akumulasi aspek kehidupan yang buruk.

“Kalau pemerintah Jokowi tidak siap dengan segala aspek, maka akan lebih mabok,” ujarnya.

Menurut Surya, anugerah geograsif yang luar biasa serta demokrasi yang demokratif yang tidak dimiliki semua bangsa, seharusnya membuat Indonesia mampu untuk menjaga kelanjutan negeri yang hebat dan mampu dipersembahkan pada generasi penerus.

Sebagai bangsa tidak boleh meminta bantuan dari bangsa lain untuk menyelesaikan persoalan bangsa. Justru perubahan cara berpikirlah yang akan membangkitkan fenomena baru yang respek terhadap bangsa.

“Saya harus menyatakan kepedihan saya, karena negeri-negeri maju memandang bangsa kita dengan sebelah mata. Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, inilah memang kondisinya. Karena keteladanan tidak diberikan pemimpin-pemimpin bangsa. Mereka tidak pernah mau mengakui kesalahannya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan