Pangandaran, Aktual.co – Ternyata banyak karyawan asing mencari nafkah di maskapai PT ASI Pudjiastuti Aviation dan eksportir perikanan laut PT ASI Pudjiastuti Marine, milik Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan RI.

“Perusahaan Bu Susi saat ini memiliki hampir 800 karyawan, 200 di antaranya adalah karyawan asing dari puluhan negara di lima benua di dunia,” kata Rustam Effendi (65), manajer kepercayaan Susi, di Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (28/10).

Kepada pers, Rustam menjelaskan, terbanyak dari karyawan asing itu adalah pilot dan kopilot. “Yang tidak ada di sini hanya orang dari benua Antartika.”

Maskapai penerbangan dan perusahaan eksportir yang bermarkas di Jalan Merdeka, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat itu, jelas Rustma, juga menjadi salah satu tumpuan kehidupan ekonomi dari masyarakat Pangandaran setempat.  Semua itu, jelas Rustam, berkat kesuksesan hasil kerja keras Susi selama belasan tahun.

“Kalau tinggalnya para pekerja asing di sini, di Pangandaran. Bu Susi melalui perusahaannya menyediakan mess yang berbentuk layaknya hotel berbintang,” tutur Rustam, sebagaimana diberitakan Kompas.(29/10) .

Berkat fasilitas itu, lanjut Rustam, para pegawai pun mengaku betah berkerja di kedua perusahaan itu. Apalagi di kompleks rumah Susi itu, juga dibangun sekolah pelatihan pilot, lengkap dengan peralatan. Sehingga mempermudah calon pilot mengasah diri dalam meningkatkan kemampuan menerbangkan pesawat.

Sosok Menteri Kelautan dan Perikanan RI terbaru ini, selama sepekan ini ramai jadi sorotan di berbagai media. Terutama di media sosial dan dunia maya. Dibanding ke-33 menteri lain dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi-JK, Menteri Susi memiliki banyak keunikan tersendiri. Baik itu soal latar belakang, gaya, maupun perjalanan hidupnya.

Susi diberitakan hanya punya ijazah SMP, karena sat kelas 2 SMA di Yogyakarta, dia dipecat akibat ikut aksi demo mendukung Golput (golongan putih) dalam pemilu semasa Orde Baru. Dia pun ramai digunjingkan hanya karena pernah menikah tiga kali, termasuk dengan dua warga negara asing. Gaya bicaranya pun ceplas-ceplos, ditambah kebiasaan merokok, plus tato di kaki.

Tetapi tidak sedikit unsur masyarakat dari berbagai kalangan yang menyatakan kagum dan mendukung penuh Susi, berkat prestasi dia yang mampu memiliki dua perusahaan besar di bidang perikanan dan penerbangan. Masyarakat banyak pun banyak yang terpukau begitu tahu kisah heroik Susi yang menerbangkan sendiri pesawatnya ke Meulaboh, Aceh, membantu para korban tsunami. Padahal belum ada satu pun bantuan dari luar yang bisa masuk ke kawasan bencana terbesar di Asia Tenggara itu.
Dari kepahlawanan Susi dalam duka Tsunami Aceh akhir tahun 2014 itu jejak cikal bakal “Susi Air”, maskapai milik Susi mulai dikenal kalangan internasional. Padahal selama membantu korban tsunami itu, ekspor ikan laut pun ditunda Susi demi membantu para korban musibah tersebut.

Beranjak dari layanan sosial di Aceh untuk penanganan pasca-tsunami, yang kemudian diperpanjang akibat permintaan banyak kangan, muncullah ide Susi membuat maskapai penerbangan jarak pendek di Indonesia.
    
“Setelah diketahui dunia, pilot dan copilot asing pun mulai berdatangan untuk bekerja di sini,” tutur Fuad, adik kandung Susi, sebagaimana dilaporkan harsindo.com.
 
Seiring waktu, maskapai ini sekarang sudah melayani seluruh kawasan di Indonesia. Kecerdasan dan ketangguhannya terbukti dari capaian perusahaan. Setiap tahun masih terus menambah pesawat baru dan armada penerbangan Susi Air sekarang telah mencapai 80 pesawat yang melayani semua kawasan di Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh: