Jakarta, Aktual.Com- Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan bahwa para pemilih yang belum menentukan pilihannya atau yang biasa disebut swing voter (undecided voters) jelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta sangat menentukan lolos tidaknya pasangan calon (Paslon) pada putaran pertama.
Menurut Peneliti LSI Ardian Sopa dari ketiga Paslon memiliki selisih dukungan terhadap elektabilitas yang tidak terlalu jauh.
“Swing Voters yang masih besar saat ini membuat Pilkada Jakarta sebagai lapangan yang belum bertuan. Sehingga, calon gubernur mungkin menang dan mungkin kalah, terlebih tidak ada kandidat yang kini unggul telak,” ujar Ardian dalam konfrensi persnya, di Graha LSI, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Masih kata Ardian, survei LSI melihat bahwa dari perolehan elektabilitas para kandidat bukan merupakan strong supporters atau pemilih tetap, melainkan adanya pemilih yang masih bisa berubah atas keyakinannya alias soft supporters.
“Di Paslon AHY-Sylviana memiliki elektabilitas 30.9 persen, tetapi sebesar 6.3 persen merupakan soft supporters. Sedangkan, Paslon Ahok-Djarot 30.7 persen dengan 3.5 persen adalah soft supporters. Kemudian, Paslon Anies- Sandi 29.9 persen terdapat 4.3 persen soft supporters,” ujar dia.
Sehingga, sambung Ardian, untuk menentukan besaran swing voters jelang pencoblosan di Pilkada DKI 2017 ini, yakni menambahkan antara perolehan undecided voters dengan soft supporters ketiga kandidat.
“Swing Voters itu menambahkan antara Undecided Voters (mereka yang belum menentukan pilihan) sebesar 8.5 persen dengan soft supporters yakni AHY 6.3 persen, Ahok 3.5 persen, dan Anies 4.3 persen. Sehingga totwl swing voters sebesar 22.6 persen,” pungkas Ardian.
Pewarta : Novrizal Siukmbang.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs